Sabtu 13 Nov 2021 14:44 WIB

Putri Duterte Calonkan Diri Sebagai Wakil Presiden

Pengumuman putri Duterte akhiri spekulasi berbulan-bulan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Sara Duterte-Carpio (berbaju merah muda, kanan).
Foto: EPA
Putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Sara Duterte-Carpio (berbaju merah muda, kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Putri pemimpin Filipina Rodrigo Duterte, Sara Duterte-Carpio, mengajukan pencalonannya sebagai wakil presiden. Keputusan ini mengakhiri spekulasi berbulan-bulan tentang rencana keterlibatannya pada pemilihan 2022.

Juru bicara Sara, Christina Garcia-Frasco, mengatakan perempuan berusia 43 tahun ini memasuki pemilihan sebagai calon wakil presiden dengan cara substitusi setelah kandidat asli partai politiknya mundur. Keputusan itu terjadi tidak lama setelah surat pencalonannya diajukan oleh Ferdinand Marcos Jr yang merupakan putra dari mendiang diktator Filipina yang telah mendaftar untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Baca Juga

Garcia-Frasco mengatakan Sara akan segera merilis pernyataan pribadi. Keputusannya untuk menempati posisi nomor dua  di negara itu mengejutkan karena dia telah memimpin jajak pendapat sepanjang tahun ini sebagai kandidat presiden.

"Itu mengejutkan. Kejutan berikutnya adalah wakil untuk siapa," ujar profesor hukum dan politik di Universitas Ateneo de Manila, Antonio La Vina.

Di Filipina, presiden dipilih secara terpisah dari wakil presiden. Duterte dilarang oleh Konstitusi untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan enam tahun untuk kedua kali. Dia pun telah mengumumkan akan pensiun dari dunia politik.

Negara Asia Tenggara berpenduduk 110 juta orang itu mengadakan pemilihan umum pada Mei 2022 untuk posisi dari presiden hingga gubernur, wali kota, dan pejabat lokal. Selain Marcos, calon presiden lainnya dalam pemilihan tahun depan termasuk mantan juara tinju Manny Pacquiao, wakil presiden Leni Robredo, wali kota Manila Francisco Domagoso, senator Panfilo Lacson, dan mantan kepala polisi Duterte Ronald dela Rosa, dilansir dari Reuters, Sabtu (13/11).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement