Ahad 14 Nov 2021 05:15 WIB

Minibus di Afghanistan Dibom

Video beredar di media sosial menunjukkan kepulan asap mengepul di tengah jalan.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Serangan bom di Afghanistan (ilustrasi).
Foto: Reuters
Serangan bom di Afghanistan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah minibus di Afghanistan dibom pada Sabtu (13/11) sore. Ledakan bom tersebut mengakibatkan setidaknya satu meninggal dunia dan empat orang lainnya luka-luka.

"Sedikitnya satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka ketika sebuah bom yang dicurigai menghancurkan sebuah minibus di dekat pos pemeriksaan Taliban di Kabul," kata para pejabat dilansir dari Al Arabiya, Ahad (14/11).

Baca Juga

Menurut sumber Al Arabiya, sebuah ledakan terdengar di bagian barat ibu kota Afghanistan, Kabul, tepat sebelum matahari terbenam pada Sabtu ini. Disusul kemudian sebuah video beredar di media sosial menunjukkan kepulan asap mengepul di tengah jalan yang ramai.

Sebuah rumah sakit yang dekat dengan lokasi kejadian membenarkan, bahwa satu orang tewas dan empat lainnya terluka. Peristiwa ini pun dibenarkan oleh juru bicara Taliban, Zabihulla Mujahid melalui akun Twitter-nya.

Ledakan itu terjadi sehari setelah ledakan di sebuah masjid di Nangarhar. Sedikitnya tiga orang tewas dan 15 luka-luka pada ledakan tersebut.

Menurut kantor berita AFP, insiden itu terjadi di Dasht-e Barchi, pinggiran Kabul yang didominasi oleh anggota komunitas Hazara yang sebagian besar Syiah. Komunitas Syiah selama bertahun-tahun telah menjadi sasaran kekerasan oleh kelompok ISIS.

Sejak Taliban kembali berkuasa pada 15 Agustus, puluhan bom telah meledak di provinsi Nangarhar timur, sarang aktivitas ISIS. Tetapi ibu kota Kabul sebagian besar telah lolos dari kekerasan semacam itu.

"Saya berada di mobil ketika ledakan itu terjadi, dan mobil yang meledak itu di depan kami," kata seorang saksi mata kepada AFP.

"Mobil itu benar-benar terbakar," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement