Ahad 14 Nov 2021 12:45 WIB

Jenderal Inggris: Risiko Perang Barat vs Rusia Lebih Besar

Jenderal Inggris sebut dunia memasuki situasi yang lebih kompetitif.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Sebuah helikopter militer terbang selama latihan militer gabungan oleh Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan di lapangan tembak Harb-Maidon sekitar 20 kilometer (sekitar 12 mil) utara perbatasan Tajikistan dengan Afghanistan, di Tajikistan, Selasa, 10 Agustus 2021. Pasukan dari Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan pada hari Selasa mengakhiri latihan mereka yang dimaksudkan untuk mensimulasikan tanggapan bersama terhadap potensi ancaman keamanan yang datang dari Afghanistan. Latihan perang yang dimulai pekan lalu melibatkan 2.500 tentara Rusia, Tajik dan Uzbekistan serta sekitar 500 kendaraan militer.
Foto: AP/Didor Sadulloev
Sebuah helikopter militer terbang selama latihan militer gabungan oleh Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan di lapangan tembak Harb-Maidon sekitar 20 kilometer (sekitar 12 mil) utara perbatasan Tajikistan dengan Afghanistan, di Tajikistan, Selasa, 10 Agustus 2021. Pasukan dari Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan pada hari Selasa mengakhiri latihan mereka yang dimaksudkan untuk mensimulasikan tanggapan bersama terhadap potensi ancaman keamanan yang datang dari Afghanistan. Latihan perang yang dimulai pekan lalu melibatkan 2.500 tentara Rusia, Tajik dan Uzbekistan serta sekitar 500 kendaraan militer.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perwira militer senior Inggris, Jenderal Nick Carter menilai risiko pecahnya perang yang tidak disengaja antara Rusia dan Barat lebih besar daripada selama Perang Dingin. Menurutnya ketegangan antara kedua kekuatan itu perlu diwaspadai.

"Saya hanya berpikir bahwa kita berada di dunia yang jauh lebih kompetitif daripada 10 atau 15 tahun yang lalu. Dan saya pikir sifat persaingan antara negara dan kekuatan besar, mengarah ke ketegangan yang lebih besar. Dan saya pikir ketegangan adalah hal yang perlu diwaspadai," tutur Jenderal Nick Carter, kepala staf pertahanan Inggris seperti dikutip laman CNN, Ahad (14/11).

Baca Juga

Jenderal Carter membandingkan situasi saat ini dengan masa-masa sebelumnya selama karir militernya sejak 1978. "Ketika Anda dan saya tumbuh dewasa, itu adalah dunia bipolar. Dua blok: Uni Soviet dan Barat. Kami kemudian memasuki periode di mana itu unipolar dan Amerika Serikat sepenuhnya unggul," katanya kepada wartawan Tom Newton Dunn.

Saat ini, kata ia, dunia memasuki periode dimana lebih multi-kutub. Dalam dunia multi-kutub orang-orang bersaing untuk tujuan dan agenda yang berbeda. "Ada risiko ketegangan yang lebih besar dan mengarah ke hal-hal yang kita bicarakan," kata sang jenderal melanjutkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement