Ahad 14 Nov 2021 13:46 WIB

Bertamasya ke Kebun-Kebun Islam di Masa Silam

Ada beberapa tanaman lain yang menjadi karakteristik Dunia Islam masa itu.

Bertamasya ke Kebun-Kebun Islam di Masa Silam. Reruntuhan Istana Az-Zahra di Cordoba, Spanyol.
Foto: flickriver.com
Bertamasya ke Kebun-Kebun Islam di Masa Silam. Reruntuhan Istana Az-Zahra di Cordoba, Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Azhar Rasyid, Penilik sejarah Islam

Zaman Keemasan Islam, yang membentang antara abad ke-8 hingga abad ke-14 M, sering kali dikenang dengan penuh kebanggaan. Ini adalah masa ketika Islam tersebar hingga ke berbagai wilayah di luar tanah kelahirannya.

Baca Juga

Kekhalifahan Islam berdiri dan membangun sistem politik yang kuat. Islam menjangkau hingga ke berbagai penjuru Dunia Arab, tanah Persia, Asia Tengah, Spanyol hingga Afrika Utara. Para sarjana Muslim menerjemahkan banyak buku ilmu pengetahuan dari bahasa Yunani, India, dan Persia ke bahasa Arab.

Dari sini lahirlah berbagai cabang ilmu pengetahuan yang maju untuk ukuran zamannya dan menjadi fondasi bagi ilmu pengetahuan modern. Tapi, ada satu aspek lain dari Zaman Keemasan Islam yang sama menariknya, tapi jarang disebut orang, yakni kebun-kebun Islam (Islamic gardens).

Sejak awal kelahiran Islam, ada kecenderungan di kalangan Muslim untuk tertarik pada tanam-tanaman yang hijau dan manfaat yang mereka bawa, baik keindahan, keteduhannya, serta sifat menyembuhkan dalam daun atau buahnya. Di abad-abad awal perkembangannya, Islam terutama sekali eksis di tengah penduduk yang secara geografis berada di padang pasir atau tanah kering.

Di tengah padang pasir dan tanah kering yang gersang, kebun yang hijau merupakan tempat yang dengan segera mengingatkan orang pada gambaran tentang surga yang menyenangkan. Al Qur’an menyebut tentang surga dengan ilustrasi yang mirip dengan kebun atau taman dengan unsur-unsurnya seperti pohon, buah, bunga dan air.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement