Ahad 14 Nov 2021 14:22 WIB

Penggalangan Dana dari IPO Saham Tumbuh 518 Persen

BEI optimistis target penggalangan dana di pasar modal pada 2022 akan lebih baik.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Bursa Efek Indonesia (ilustrasi). Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penggalangan dana melalui mekanisme penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) tumbuh signifikan pada tahun ini.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Bursa Efek Indonesia (ilustrasi). Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penggalangan dana melalui mekanisme penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) tumbuh signifikan pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penggalangan dana melalui mekanisme penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) tumbuh signifikan pada tahun ini. Hingga 12 November 2021, penggalangan dana sebesar dari instrumen saham mencapai Rp 32,26 triliun.

"Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, penggalangan dana dari pencatatan saham mengalami kenaikan sebesar 518 persen," kata Direktur Penilai Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Ahad (14/11).

Baca Juga

Pertumbuhan positif juga terjadi pada penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) yang hingga posisi 12 November 2021 jumlahnya telah mencapai Rp 83,3 triliun. Menurut Nyoman, penggalangan dana melalui penerbitan instrumen ini mengalami kenaikan sebesar 14,3 persen. 

Sejalan dengan itu, Nyoman menambahkan, jumlah calon perusahaan tercatat saham dalam pipeline naik sebesar 45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan nilai penerbitan EBUS diperkirakan akan naik sebesar 81,3 persen. 

"Berdasarkan data di atas, kami optimistis prospek dan target penggalangan dana di pasar modal Indonesia pada 2022 akan lebih baik," ungkap Nyoman. 

Selain itu, faktor perkembangan kondisi new normal yang semakin kondusif dan pemulihan ekonomi nasional yang diekspektasikan akan mencapai 5,2 persen pada 2022, diyakini menjadi sentimen positif yang akan mendorong korporasi melakukan ekspansi bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.

Nyoman menjelaskan, beberapa indikator pasar modal seperti pertumbuhan jumlah investor dan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami perkembangan yang baik sepanjang 2021. Jumlah investor di Pasar Modal Indonesia per Oktober 2021 mengalami kenaikan sebesar 74,1 persen (ytd) dan IHSG naik sebesar 9,6 persen (ytd). 

Nyoman berharap perkembangan positif dari beberapa indikator pasar tersebut dapat terus berlanjut dan meningkat pada 2022 mendatang. Dengan demikian, indikator positif itu bisa membawa optimisme dan menjadi momentum bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk melakukan penggalangan dana di pasar modal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement