REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Vaksinasi dosis kedua untuk pelajar di Kota Batam Kepulauan Riau terkendala ketersediaan pasokan vaksin Sinovac yang semakin menipis di kota kepulauan itu. Berdasarkan data Pemkot Batam hingga 11 November 2021, sebanyak 98.513 remaja usia 12-17 tahun telah menerima suntikan vaksin dosis pertama atau mencapai 83,58 persen.
Namun, hanya 77.898 orang di antaranya yang telah menerima dosis kedua atau 66,09 persen dari sasaran 117.866 orang. "Kalau (kesenjangan capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua ) di pelajar bisa karena ketersediaan vaksin Sinovac yang tidak ada," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam dr Didi Kusmarjadi di Batam, Ahad (14/11).
Berdasarkan aturan, remaja usia 12-17 tahun vaksinasi dilakukan menggunakan vaksin Sinovac. Untuk mengatasi kendala itu, Dinkes Batam meminta tambahan vaksin Sinovac dari pemerintah pusat.
"Kita hanya minta vaksin tambahan saja. Katanya secara nasional juga ketersediaannya kurang," kata Didi.
Sama dengan remaja, capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua untuk lansia juga mengalami kesenjangan. Masih berdasarkan catatan Pemkot Batam hingga 11 November 2021, sebanyak 20.824 orang lansia telah menerima suntikan dosis pertama, atau mencapai 72,07 persen, dan hanya 13.445 orang di antaranya yang melanjutkan dosis kedua atau sebesar 45,15 persen dari total sasaran 28.895 orang.
"Kalau di lansia kita belum tahu penyebabnya," kata dia.
Sementara itu, guna menggesa program vaksinasi, pemerintah membuka pos vaksinasi COVID-19 di Grand Batam Mal setiap akhir pekan. Ia mengerahkan petugas dari semua puskesmas untuk melayani masyarakat di sana, secara bergiliran.
"Sasarannya untuk warga 18 tahun ke atas dengan jenis vaksin AstraZeneca dan Sinovac," kata dia.