Senin 15 Nov 2021 00:33 WIB

Pantai Buatan Ikonik Bogor Itu Kini Kian Sepi Pengunjung

Sebelum dijadikan pantai buatan, Wana Griya dulu hanya sebuah kolam pemancingan lele.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Suasana objek wisata Pantai Wana Griya, Desa Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Sabtu (12/11).
Foto: Shabrina Zakaria/Republika
Suasana objek wisata Pantai Wana Griya, Desa Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Sabtu (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Wisata alam di Kabupaten Bogor, tak melulu soal Puncak dan curug. Di tengah hiruk pikuk kendaraan tambang di kawasan Parung, sebuah oase destinasi wisata berupa pantai buatan, hadir di Kabupaten Bogor.

Namanya Pantai Wana Griya. Lokasinya berada di Desa Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Destinasi wisata ini pernah berjaya pada masanya, tepatnya pada 2019 ketika awal pantai buatan ini dibuka untuk masyarakat. Lengkap dengan air berombak, pasir putih, deretan pohon sengon, bahkan spot untuk melihat matahari terbenam.

Sebelum dijadikan pantai buatan, Wana Griya dulu hanya sebuah kolam pemancingan lele. Akibat ada masalah internal, lahan seluas sekitar 12 hektare itu terbengkalai. 

 

photo
Suasana objek wisata Pantai Wana Griya, Desa Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Sabtu (12/11). - (Shabrina Zakaria/Republika)

 

Kepala Manajemen Pantai Wana Griya, Ahmad Solehuddin atau Didin, menceritakan, awal kisah dari pantai buatan ini kepada Republika. Sang pemilik lahan yang merupakan seorang pilot, mendapat ide untuk mempercantik lahan tersebut. Sambil berencana menjadikannya tempat hiburan pribadi untuk dia dan istrinya.

Ditanamlah pepohonan seperti pohon sengon, kecapi, rambutan, mangga, duku, pete, dan jambu air. Tak lupa, tanah yang gundul ditanami oleh rumput gajah agar tak terlihat gersang. Salah satu titik di danau bagian barat, bergerak seperti ombak di lautan. Bahkan dapat melihat matahari terbenam layaknya di pesisir. Dari situ, akhirnya Wana Griya disebut sebagai pantai buatan.

Di tengah pembangunan, masyarakat antusias melihat indahnya kawasan Wana Griya. Mereka pun gencar meminta agar kawasan tersebut dibuka menjadi tempat wisata. Padahal, kata Didin, revitalisasi yang dilakukan oleh sang pemilik hanya dilakukan untuk konsumsi pribadi.

“Karena permintaan dari masyarakat begitu banyak, pada 2019 kita buka untuk umum dengan harga tiket masuk (HTM) Rp 2.500 per orang. Tembus pengunjung 12 ribu orang rata-rata pada akhir pekan,” ungkap Didin, beberapa waktu lalu.

Membludaknya masyarakat yang penasaran dengan pantai buatan tersebut, membuat rerumputan yang ditanam rusak terinjak-injak. Sehingga pihak manajemen berinisiasi untuk mengganti rumput gajah, menjadi pasir putih agar lebih serasi dengan konsep pantai buatan. 

Seiring berjalannya waktu, banyak vendor yang masuk ke destinasi wisata Pantai Wana Griya. Mulai dari mainan pasar malam, sewa sepeda, becak mini, dan bus mini. Sekaligus masyarakat sekitar yang dibina menjadi Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM), dan disediakan kios mini di dalam tempat wisata tersebut.

Tak lupa, wisata edukasi untuk anak-anak juga kian bertambah. Ada taman kelinci, taman burung, taman anggur, wahana air, serta beberapa taman yang direncanakan segera dibangun.

“Jadi, targetnya kita mensejahterakan masyarakat yang bekerja dengan kita dan menjadi mitra UMKM, juga mengedukasi anak-anak,” tutur Didin.

Namun sayang, di tengah pandemi Covid-19, jumlah pengunjung yang datang ke Pantai Wana Griya merosot. Dari rata-rata 12 ribu orang per hari-- terutama pada akhir pekan--saat ini Pantai Wana Griya hanya menerima 1.000 pengunjung dalam sehari

Hal itupun berdampak pada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada destinasi wisata ini. Mulai dari para pekerja, hingga mitra UMKM. HTM yang semula dibanderol seharga Rp 2.500, kini meningkat menjadi Rp 7.500. Belum dengan tiket parkir dan dana masukan untuk desa.

Didin berharap, ke depannya Pantai Wana Griya bisa menjadi ikon Desa Cogreg dan menjadi desa wisata. Sambil membenahi manajemen internal, pihaknya juga menunggu kebijakan dari pemerintah agar ada pelonggaran di tempat wisata.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bogor, Deni Humaedi, melihat, ada potensi yang bagus dari Pantai Wana Griya. Selain meminta agar legalitas dari destinasi wisata tersebut diurus, Deni mengaku, akan mendatangi Pantai Wana Griya untuk bertemu dengan pengelola.

Menurutnya, potensi yang ada di Pantai Wana Griya bisa menambah lagi satu desa wisata, selain 40 desa wisata di Kabupaten Bogor yang ada saat ini. 

“Rencananya bagus, kita bisa dorong setelah kami bertemu dengan pengelola untuk mengetahui rencana dan pengembangannya,” kata Deni.

Salah seorang pengunjung asal Bogor, Dewanti (35 tahun) sangat menyukai suasana yang disajikan Pantai Wana Griya. Pengunjung yang tidak berjubel, akses yang mudah, serta jarak tempuh menjadi poin utama ibu dua anak ini untuk mengunjungi tempat wisata.

“Enak, nggak penuh. Bisa buat santai, refresing. Mending ke sini, daripada jauh-jauh ke Puncak. Naik mobil juga nggak macet,” ujar pengunjung Dewanti (35 tahun). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement