REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pejabat Amerika Serikat (AS) menilai serangan pesawat tak berawak yang menargetkan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Khadimi kemungkinan tidak disetujui Iran. Menurutnya serangan itu menunjukkan kendali Teheran yang memudar atas milisi Syiah di negara tersebut.
Milisi Syiah memang berselisih dengan Kadhimi setelah hasil pemilihan parlemen bulan lalu. Milisi telah mengorganisir beberapa protes yang menuduh pemungutan suara itu penuh kecurangan.
Para pejabat AS mengatakan kepada NBC News bahwa serangan ke Khadimi menunjukkan bagaimana Iran telah berjuang untuk menahan para pemimpin milisi Syiah yang berselisih di Irak sejak AS membunuh Jenderal Iran Qassem Soleimani pada 2020. "Adalah adil untuk mengatakan bahwa Iran tidak memiliki banyak kendali atas kelompok-kelompok ini sejak Soleimani terbunuh," kata seorang pejabat AS seperti dikutip laman Al Arabiya, Ahad (14/11).
Iran telah lama dituduh mengobarkan api kekerasan di Timur Tengah melalui dukungan keuangan dan militernya kepada jaringan proksi Syiah di wilayah tersebut, khususnya di Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman. Teheran mengutuk serangan terhadap Kadhimi dan membantah terlibat.