Senin 15 Nov 2021 09:23 WIB

Harga Kopi di Rejang Lebong Naik Jadi Rp 20 Ribu per Kg

Biji kopi kualitas premium atau petik merah dijual mulai dari Rp 35 ribu per kg.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petani menunjukan biji kopi jenis ekselsa yang telah disortir dengan kualitas premium (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Petani menunjukan biji kopi jenis ekselsa yang telah disortir dengan kualitas premium (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Harga jual biji kopi kualitas asalan di tingkat petani Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, sejak sepekan terakhir mulai mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 20 ribu per kilogram (kg). Harga kopi ini mengalami kenaikan secara bertahap mulai dari Rp 18 ribu, kemudian Rp 19 ribu, dan kini menjadi Rp 20 ribu per kg.

"Sudah naik menjadi Rp 20 ribu per kg, sebelumnya harga di tingkat petani antara Rp 18 ribu hingga Rp 19 ribu per kg," kata Hasanudin (49 tahun), petani kopi di Desa Cawang Lama, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Ahad (14/11).

Baca Juga

Bahkan, kata dia, ada pedagang pengepul yang membeli kopi petani hingga Rp 21.000 per kg. Naiknya harga jual biji kopi ini, menurut Hasanudin, patut disyukuri kendati saat ini buah kopi yang ada di kebunnya sudah mulai habis karena musim sudah berlalu. Dia berharap, harga jual biji kopi dapat terus bertahan, sehingga membuat petani bersemangat untuk mengolah kebun kopi.

Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Erwin Sagom menyebutkan, harga jual biji kopi kualitas asalan di tingkat petani saat ini berkisar Rp 21 ribu hingga Rp 23 ribu per kg. Sedangkan untuk biji kopi kualitas premium atau petik merah dijual mulai dari Rp 35 ribu per kg.

"Harganya mengalami kenaikan dari sebelumnya, tetapi saat ini buah kopi yang dipanen petani adalah buah selang atau sisa panen sebelumnya dengan kualitas tidak bagus," kata Erwin. Selain sisa panen, tambah dia, tanaman kopi yang masih panen ini adalah jenis kopi sambung atau stek sedangkan untuk kopi biasa musim panennya sudah berakhir pada September 2021.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement