Senin 15 Nov 2021 12:45 WIB

Luhut Duga Kebakaran Tangki Pertamina Akibat Tersambar Petir

Luhut mengapresiasi Pertamina yang bergerak cepat memadamkan kebakaran tangki

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsa Pandjaitan, menduga kebakaran tangki kilang minyak PT Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, akibat tersambar petir. Kebakaran kilang minyak milik PT Pertamina itu terjadi pada Sabtu (13/11) sekitar pukul 19.20 WIB.

"Itu karena kemungkinan besar karena thunderstorm yang begitu luar biasa," kata Luhut saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (15/11). 

Baca Juga

Luht memastikan, api yang melahap tangki kilang minyak itu sudah padam. Itu karena, pihak Pertamina langsung bergerak cepat melakukan penanganan pemadaman api. Namun, Luhut juga memastikan akan ada evaluasi yang dilakukan pihak oleh Pertamina terkait penyebab kebakaran. 

Mengingat kebakaran kilang minyak di tahun 2021 juga pernah terjadi sebelumnya. Kebakaran kilang minyak Pertamina di Balongan Indramayu terbakar pada 29 Maret 2021 silam. Dalam insiden itu sebanyak 29 orang mengalami luka ringan, enam luka berat, dan 932 orang mengungsi.

"Iya dulu kan (kebakaran) yang di sini kan yang di Indramayu (Balongan), satu lagi di sana. Tapi saya kira Pertamina cepat sekali menanganinya," ucapnya.

Diketahui, kebakaran kilang minyak milik PT Pertamina terjadi pada Sabtu 13 November 2021 malam sekitar pukul 19.20 WIB. Api baru padam keesokan harinya atau pada Ahad 14 November 2021 pagi pukul 07.50 WIB lalu. Kilang tangki 36 T-102 yang terbakar tersebut berisi komponen Pertalite milik Pertamina Cilacap, Jawa Tengah. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement