REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Sebanyak 27 ulama muslim, dokter terkemuka dan akademisi Islam, menurut sebuah laporan di surat kabar Asharq Al-Awsat, telah menerima penghargaan berupa kewarganegaraan oleh Kerajaan Arab Saudi. Perintah ini dikeluarkan oleh Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman.
Dilansir dari Saudi Gazette, Senin (15/11), pemberian kewarganegaraan itu sebagai pengakuan atas jasa dan kontribusi luar biasa mereka di semua lapisan masyarakat, utama melalui dedikasi selama puluhan tahun dan upaya tanpa henti yang membuat mereka memenuhi syarat untuk mencapai status terhormat dalam masyarakat Arab Saudi.
Pada Konferensi Internasional Cendekiawan Islam, yang diselenggarakan Liga Dunia Muslim (MWL) pada Mei 2019, Raja Salman mempresentasikan dokumen tersebut, yang ditandatangani lebih dari 1.200 cendekiawan Islam dan 4.500 intelektual dari 139 negara dan 27 Madzhab Muslim.
Presiden Kongres Bosniak Dunia dan Mantan Mufti Agung Bosnia dan Herzegovina Mustafa Ceric adalah salah satu ulama yang diberikan kewarganegaraan.
Para cendekiawan Muslim termasuk Hussein Al-Daoudi, ketua Dewan Hubungan Skandinavia Dr Muhammad Nimr El-Sammak, sekretaris jenderal Komite Nasional Islam-Kristen untuk Dialog, Lebanon dan dia dianggap sebagai salah satu pemikir Arab terkemuka, Radwan al-Sayed, peneliti dalam Studi Pemikiran Islam, dan pemenang Penghargaan Internasional Raja Faisal dalam bidang studi Islam.
Semua ulama ini adalah anggota Dewan Tertinggi MWL dan mereka meratifikasi Dokumen Makkah. Cendekiawan lainnya adalah Abdullah Saleh Abdullah, seorang akademisi dan sejarawan Irak terkemuka yang berspesialisasi dalam sejarah Kerajaan dan Teluk pada umumnya, dan Sayyid Muhammad Al-Husseini, sekretaris jenderal Dewan Islam Arab Lebanon, dan seorang sarjana Syiah terkemuka.
Arab Saudi juga memberikan kewarganegaraan kepada sekelompok tokoh medis terkemuka di bidangnya, mereka antara lain Dr Emad Muhammad Talijeh, konsultan penyakit menular terkenal, yang menerbitkan lebih dari 87 makalah ilmiah.
Farouq Oweida, konsultan ahli bedah kardiotoraks, yang bekerja sebagai konsultan bedah jantung di National Guard Hospital di Riyadh, dan saat ini bekerja sebagai konsultan bedah jantung dan kepala Departemen bedah jantung di Saud Al Babtain Center.
Dia melakukan lebih dari 5.000 operasi jantung terbuka di Saud Al-Babtain Center. Dr Imad Uddin Najeh Ezzat Kanaan, kepala Departemen Neurologi di Rumah Sakit Spesialis King Faisal, dan dia dianggap sebagai salah satu ahli bedah saraf paling terkenal di dunia. Dia dinominasikan Akademi Kanada sebagai 16 ahli bedah terbaik di dunia.
Dr Khaled Hamwi, Wakil direktur untuk Keunggulan Klinis di Klaster Kesehatan Pertama di Sharqia, dan menjabat sebagai direktur Pusat Transplantasi Organ di Rumah Sakit Spesialis King Fahd di Dammam.
Dr Muhammad Ghayath Jamil selaku Direktur medis Unit Perawatan Intensif untuk Transplantasi Organ, direktur medis Unit Telemedicine, dan mantan direktur medis Unit Obat Tidur di Rumah Sakit Spesialis King Faisal. Dia adalah mantan presiden Saudi Sleep Medicine Group dan direktur program telemedicine.
Dr Walid Khaled Rashid, Konsultan hematologi, transplantasi sel induk dan transplantasi sumsum tulang di Rumah Sakit Spesialis King Faisal.
Dr Mustafa Abdullah Saleh, dokter terkenal yang mempresentasikan 235 karya ilmiah di bidang ilmiah internasional khusus.
Kewarganegaraan Saudi juga telah diberikan kepada sekelompok akademisi dan tokoh pendidikan terkemuka yang telah memberikan kontribusi signifikan di bidangnya masing-masing.
Mereka termasuk beberapa profesor Universitas Perminyakan dan Mineral King Fahd yang memberikan kontribusi luar biasa dalam berbagai spesialisasi akademik.
Mereka adalah Bekir Yilbas, Ansir Merah, Mohammed Abdel Aziz Mustafa Habib, Mohamed Abdel Karim Antar, Tawfiq Abdo Saleh Awad, Ali Hussein Muqaibel, Azzedine Zerkin, Samir Mekid, Ayman Helmy Al-Maleh, Bassam El-Ali, Salaheldin El-Katatny dan Mohamed Ahmed Nasr Eldin Mahmoud.
Hadi Mohamed Aqoun dan Musa Qari Syed juga diberikan kewarganegaraan. Aqoun adalah pemegang gelar doktor di bidang teknik elektro dari Washington University dan ia mempresentasikan 37 makalah penelitian dalam konferensi internasional.
Musa Qari Syed adalah seorang ilmuwan nuklir dengan gelar master dalam bidang radiokimia dari University of Iowa, dan doktor dalam Ilmu Radiologi dari Ohio Medical College di Toledo, dan dalam Administrasi Pendidikan Tinggi dari Universitas Pennsylvania. Beliau menjabat sebagai konsultan beberapa universitas dunia termasuk di Arab Saudi.
Sumber: saudigazette