REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas Ganjar Pranowo (12,2 persen) menempel ketat elektabilitas Prabowo Subianto (13,2) pada segmen pemilih muda. Hal tersebut merupakan hasil survei terbaru Politika Research and Consulting (PRC) terkait elektabiltas capres-cawapres.
Direktur Eksekutif PRC, Rio Prayogo, mengatakan hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil survei elektabilitas calon presiden (capres) secara umum. "Padahal mungkin kita mengkonstruksi mereka (pemilih muda) sebagai pemilih yang kritis, pemilih yang dekat sekali dengan tekonologi, pemilih yang mandiri, otonom, tapi memang kecenderungan mereka masih menyukai tokoh-tokoh atau figur-figur yang ada yang sering diperbincangkan oleh publik," kata Rio dalam paparannya secara daring, Senin (15/11).
Tidak hanya bersaing di dalam pertanyaan terbuka, baik Prabowo maupun Ganjar juga bersaing dalam survei berdasarkan pertanyaan tertutup. Hasilnya elektabilitas Ganjar Pranowo di angka 21,5 persen. Sementara Prabowo di angka 18,4 persen.
"Jadi perbedannya adalah kalau tadi Prabowo itu sama dengan Ganjar, hari ini Ganjar sudah memiliki nilai elektoral dari Prabowo Subianto," ujarnya.
Sementara itu Sandiaga Uno paling diminati oleh pemilih muda sebagai cawapres (15,1 persen). Rio mengatakan hampir selama dua tahun ini, Sandiaga selalu menjadi cawapres yang paling banyak dipilih oleh responden pemilih muda.
"Ini bisa dimaklumi karena dia beredar dalam proses politik di Indonesia, selain jadi wakilnya Anies wakil gubernur DKI, kemarin juga mencalonkan diri sebagai wakil presiden, jadi memori masyarakat tentang Sandiaga Uno adalah terasosiasi dengan sosok sebagai wakil," ujarnya.
Untuk diketahui survei dilakukan sejak 8 Oktober 2021 - 4 November 2021. Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.220 responden yang tersebar di 34 provinsi dan 122 kabupaten/kota. Margin of Error sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.