REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) 'Aisyiyah mengatakan prihatin atas masih maraknya kekerasan dan perundungan terhadap anak baik verbal maupun non-verbal di sekolah. Untuk itu PP Aisyah melakukan sosialisasi sekolah cinta anak bekerja sama degan Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental.
"Sosialisasi Sekolah Cinta Anak ini merupakan ikhtiar 'Aisyiyah, terutama Majelis Pendidikan, Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat 'Aisyiyah dalam menciptakan suasana aman dan nyaman di sekolah, agar anak belajar dengan baik tanpa ada rasa khawatir akan ada perundungan atau bahkan kekerasan dari pihak yang tidak bertanggung jawab,'' Kata Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP 'Aisyiyah, Fitniwilis, dalam sosialisasi melalui daring bertajuk Menciptakan Sekolah Cinta Anak (SCA) sebagai Upaya Perlindungan Hak Anak untuk Dicintai dan Disayangi, di Jakarta, Ahad (14/11).
Pada sisi lain, kegiatan sosialisasi yang merupakan juga ikhtiar konkrit dari Aisyiyah, terutama lembaga Majelis Pendidikan, Dasar dan Menengahnya, juga dimaksudkan untuk benar-benar mewujudkan suasana aman dan nyaman di sekola.
"Tujuan akhirnya adalah agar anak mampu belajar dengan baik tanpa ada rasa khawatir akan ada perundungan atau bahkan kekerasan dari pihak yang tidak bertanggung jawab,'' ujar Fitniwilis.
Hadir memberikan sambutan secara daring itu, Ketua Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Masyitoh Chusnan yang mengingatkan seluruh peserta untuk responsif menjawab perkembangan dan tantangan zaman yang serba cepat "Sekolah Cinta Anak merupakan bentuk respons dan jihad 'Aisyiyah dalam menjawab persoalan anak-anak kita, maka kegiatan kerjasama strategis dengan Kemenko PMK ini harus dilanjutkan di tingkat wilayah karena ini untuk kepentingan anak-anak kita sebagai penerus bangsa," tegasnya.
Hal senada diungkapkan Faozan Amar selaku Koordinator Tim Kerja yang menyambut baik Sosialisasi Sekolah Cinta Anak yang diinisiasi oleh 'Aisyiyah. Hal ini karena anak adalah penentu masa depan bangsa di masa yang akan datang.
Faozan yang juga dosen UHAMKA tersebut mengajak semua pihak untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan hak-haknya terpenuhi tanpa diskriminasi, tanpa perundungan bahkan kekerasan.
Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP 'Aisyiyah, Hermina Bahar yang hadir via zoom mengungkapkan salah satu pentingnya menyebarluaskan program Sekolah Cinta Anak. Hal ini semakin penting dengan melihat maraknya contoh buruk yang ada di media baik itu media sosial maupun di televisi kepada anak-anak.
"Kita harus prihatin ketika perundungan dan kata-kata tidak baik malah menjadi hiburan di layar kaca. Untuk itulah hal ini perlu dań harus menjadi perhatian seluruh kader 'Aisyiyah karena perlaku buruk tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang anak,'' pesannya.
Adapun, Ketua Divisi PAUD Majelis Dikdasmen PP 'Aisyiyah,Ella Sulhah menjelaskan gerakan cinta anak sebetulnya sudah muncul semenjak satu abad yang lalu ketika para ibu pendiri 'Aisyiyah prihatin dengan kondisi anak-anak pribumi. Kala itu mereka melihat kondisi mereka yang tidak mendapatkan hak-hak asasinya, terutama berkaitan dengan pendidikan. "Maka Sekolah Cinta Anak ini adalah wujud dalam melanjutkan dakwah dan jihad para pendahulu kita itu," ungkapnya.
Selain kegiatan sosialisasi Sekolah Cinta Anak, lanjut Ella Sulhah, dalam waktu dekat Pimpinan Pusat 'Aisyiyah akan meluncurkan dan mendistribusikan buku Sekolah Cinta Anak ke seluruh pengurus 'Aisyiyah di Indonesia. Buku tersebut akan dijadikan sebagai pedoman dalam program Sekolah Cinta Anak agar dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan.