Senin 15 Nov 2021 14:08 WIB

Impor Meningkat, BPS: Tanda Geliat Industri

Nilai impor Oktober mengalami kenaikan 0,36 persen dari periode September 2021.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (ilustrasi). Badan Pusa Statistik (BPS) menyampaikan, nilai impor pada Oktober 2021 mengalami kenaikan 0,36 persen dari periode September 2021.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (ilustrasi). Badan Pusa Statistik (BPS) menyampaikan, nilai impor pada Oktober 2021 mengalami kenaikan 0,36 persen dari periode September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai impor selama bulan Oktober mencapai 16,29 miliar dolar AS. Badan Pusa Statistik (BPS) menyampaikan, nilai impor mengalami kenaikan 0,36 persen dari periode September 2021.

Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan, impor pada bulan lalu juga naik cukup tinggi, 51,06 persen bila dibandingkan Oktober 2020. Meski demikian, peningkatan impor tersebut memberikan sinyal positif, khususnya bagi geliat industri dalam negeri.

Baca Juga

"Kenaikan impor ini didorong oleh adanya permintaan dari industri karena yang terbesar itu impor bahan baku," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (15/11).

Lebih detail, impor migas tercatat sebesar 1,9 miliar dolar AS. Adapun di sektor non migas, impor barang konsumsi tercatat sebesar 1,59 miliar dolar AS. Angka itu turun 11,7 persen dari bulan sebelumnya (mtm) akan tetapi meningkat tajam 53,45 persen dari bulan yang sama tahun lalu (yoy).

Impor bahan baku/penolong tembus 12,31 miliar dolar AS, naik 1,77 persen mtm juga meningkat 55,82 persen yoy. Sedangkan impor barang modal tercatat 2,23 miliar dolar AS, tumbuh 1,92 persen mtm dan meningkat 29,41 persen yoy.

"Ini menunjukkan ekonomi domestik sedang bagus sehingga membutuhkan impor bahan baku untuk kegiatan produksi dalam negeri. Begitu juga barang modal," katanya.

Adapun berdasarkan golongan barang, nilai impor besi dan baja mengalami kenaikan tertinggi yakni 181,7 miliar dolar AS. Diikuti gula dan kembang gula 83,9 miliar dolar AS, kendaraan dan bagiannya 56,8 miliar dolar AS, ampas dan sisa industri makanan 50 miliar dolar AS serta logam mulai dan perhiasan/permata naik 40,8 miliar dolar AS.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement