REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Akibat pergeseran tanah, 182 orang Kampung Cigadel, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor harus mengungsi. Saat ini, Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor bersama warga setempat, melakukan pemantauan lokasi pergeseran tanah secara bergantian.
“Pemantauan tersebut dilakukan karena struktur tanah yang masih bergerak. Apabila hujan turun kembali di wilayah tersebut di khawatirkan akan bertambah parah,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko, kepada Republika, Senin (15/11).
Aris menjelaskan, kejadian pergeseran tanah itu diawali pada Kamis (11/11) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Akibat kejadian itu, satu unit rumah berisi enam orang mengalami ambles sedalam 15 centimeter.
Berlanjut pada Sabtu (13/11) sore, sambung dia, tanah kembali mengalami keretakan. Diperkirakan tanah yang retak dan mengancam rumah warga mencapai panjang sekitar 100 meter.
“Hujan deras dengan durasi yang cukup lama di wilayah kecamatan Sukamakmur pada Sabtu (13/11), mengakibatkan keretakan tanah sepanjang sekitar 100 Meter di Kampung Cigadel,” ujar Aris.
Akibat kejadian tersebut, Aris mengatakan, 41 rumah di kawasan tersebut terancam mengalami pergeseran. Bahkan akses jalan desa juga ambles sedalam 50 centimeter.
Dari 41 rumah tersebut, lanjutnya, 49 kepala keluarga (KK) dengan 182 orang harus diungsikan. Pada Ahad (14/11) pagi, TRC BPBD Kabupaten Bogor bergerak ke lokasi kejadian untuk mengungsikan warga.
Aris menyebutkan, dari 182 orang orang yang mengungsi, 163 orang di antaranya mengungsi ke gedung sekolah SDN Gunung Batu, Desa Sukawangi. Sementara 19 orang lainnya mengungsi ke kampung lain di desa yang sama.
“Dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa. Hanya ada delapan orang lansia, lima balita, dan lima bayi turut mengungsi,” tuturnya.
Setelah berkoordinasi dengan aparat desa setempat, tim TRC BPBD Kabupaten Bogor bertahan di lokasi bersama para pengungsi sambil melakukan pemantauan. “Untuk kebutuhan makan para pengungsi dua kali sehari, sudah disediakan dapur umum yang didirikan tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor,” pungkas Aris.