Senin 15 Nov 2021 15:25 WIB

Ilmuwan Temukan Gen yang Tingkatkan Risiko Kematian Covid-19

Gen yang bernama LZTFL1 ditengarai meningkatkan risiko kematian akibat covid-19.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Covid 19 (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para peneliti mengungkapkan temuan versi gen yang meningkatkan risiko kematian seseorang di bawah usia 60 tahun akibat Covid-19. Gen yang bernama LZTFL1 terlibat dalam sel paru-paru.

Versi gen ini terdapat pada 60 persen orang keturunan Asia Selatan, 15 persen keturunan Eropa, 2,4 persen keturunan Afrika, dan 1,8 persen keturunan Asia Timur. Profesor Genomik Universitas Oxford James Davies mengatakan ada banyak faktor yang berperan dalam kematian seseorang akibat Covid-19.

Baca Juga

Misal, usia, kondisi kesehatan, dan status sosial ekonomi yang dapat memengaruhi seberapa banyak paparan virus dan kualitas perawatan kesehatan. Namun, versi LZTFL1 yang berisiko tampaknya memiliki dampak signifikan.

Para peneliti pertama kali menemukan gen ini dalam studi asosiasi genome-wide (GWAS). Mereka membandingkan genom dari sekelompok pasien yang memiliki Covid-19 parah dengan genom dari kelompok orang yang tidak memiliki bukti infeksi atau riwayat infeksi dengan gejala ringan. Studi ini menyebut serangkaian gen terlihat pada pasien yang terkena dampak parah.

Menurut Profesor Regulasi Gen Universitas Oxford Jim Hughes, mencari tahu gen yang memberikan peningkatan risiko kematian Covid-19 tidak mudah. “Sulit untuk menguraikan variasi gen tertentu yang bertanggung jawab atas sesuatu hasil. Sementara ini, urutan genetik hadir di setiap sel dalam tubuh dan memengaruhi beberapa jenis sel,” kata Hughes.

Rangkaian genetik yang dipahami oleh para peneliti adalah daerah penambah yang mengatur cara gen lain dinyatakan. Penambah yang dimaksud berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan gen target.

Untuk menyelesaikan masalah ini, para peneliti beralih ke pembelajaran mesin yang dapat membuat prediksi tentang fungsi penambah dan jenis sel yang berfungsi berdasarkan urutan DNA. Para peneliti mengharapkan rangkaian penambah berisiko menjadi salah satu yang bertindak pada gen terdekat dari sistem kekebalan. Namun, mereka terkejut karena menemukan gen bertindak dalam sel paru-paru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement