Senin 15 Nov 2021 16:14 WIB

Pemprov jabar Tunggu Alokasi 11 Juta Liter Minyak Goreng

harga minyak goreng di Jabar sendiri terpantau Rp17.000 per liter.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja mendorong berisi minyak goreng curah di Pasar Subuh, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (2/11/2021). Harga minyak goreng curah mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp14 ribu menjadi Rp19.800 per kilogram akibat kurangnya pasokan.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Pekerja mendorong berisi minyak goreng curah di Pasar Subuh, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (2/11/2021). Harga minyak goreng curah mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp14 ribu menjadi Rp19.800 per kilogram akibat kurangnya pasokan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana menyatakan, pihaknya masih menunggu distribusi minyak goreng dari Kementerian Perdagangan. Penyaluran rencananya akan melibatkan Aprindo. 

“Kita menunggu alokasi Jabar berapa untuk dialokasikan ke kabupaten/kota,” ujar Arifin, usai Rapat Koordinasi Nasional Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok di Hotel Preanger, Bandung, Senin (15/11).

Baca Juga

Arifin mengatakan, harga minyak goreng di Jabar sendiri terpantau Rp17.000 per liter. Cabai merah ada kenaikan tapi tidak terlalu tinggi. Menurutnya dalam rapat koordinasi tersebut setiap daerah menyampaikan kondisi dan pantauan harga jelang Nataru. “Di provinsi lain masih wajar, minyak goreng Rp17.000 di kita,” katanya.

Arifin berharap, adanya alokasi minyak goreng tersebut bisa menekan harga hingga Rp14.000. Menurutnya kenaikan ini bukan datang dari pedagang, tapi karena harga CPO yang tinggi. Sementara untuk cabai, pihaknya bersama Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Holtikultura sudah melakukan koordinasi.

“Di sentra produksi sama kesulitan karena musim hujan, terus kami berkoordinasi dengan sektor hulu, di Jabar cukup banyak cabai. Untuk telur juga masih taraf wajar, minyak saja yang tinggi sampai Rp17.000,” katanya.

Disperindag Jabar sendiri, kata dia, terus memantau perkembangan harga di lima pasar rakyat setiap hari. Menurutnya informasi fluktuasi dibuka pihaknya pada masyarakat lewat informasi di sosial media. “Saat ibu-ibu ke pasar sudah tahu. Kita juga memantau hujan dan bencana, kita sudah rapat sama Dishub dan Satgas Pangan agar tidak ada hambatan distribusi,” katanya. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement