REPUBLIKA.CO.ID, LARANTUKA -- Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Lecky Koli mendorong para petani di provinsi setempat agar mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) lembaga jasa keuangan untuk meningkatkan produksi jagung.
"Kondisi APBD kita terbatas sementara pelayanan kita banyak, sehingga kami mendorong petani untuk bisa berhubungan dengan lembaga jasa keuangan agar mendapatkan pembiayaan," kata Lecky dalam keterangan yang diterima di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, Senin (15/11).
Ia mengatakan, hal itu berkaitan dengan upaya meningkatkan produksi jagung di NTT yang sedang digalakkan pemerintah provinsi melalui Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Lecky mengatakan, pemerintah provinsi memiliki kemampuan APBD yang terbatas untuk melayani semua petani jagung yang tersebar di 21 kabupaten. Sehingga inisiatif petani mengakses permodalan melalui KUR akan sangat membantu dalam menyukseskan Program TJPS.
Dengan mengakses KUR, kata Lecky, maka petani bisa mendapatkan dana untuk modal produksi seperti pembelian benih, pupuk, pestisida, dan sebagainya sehingga setiap hektare lahan bisa dimanfaatkan secara optimal. Lecky mengatakan, berdasarkan hasil perhitungan, jika satu hektare lahan bisa menghasilkan tujuh ton jagung maka bisa menghasilkan penerimaan hingga Rp 28 juta.
Sementara pengeluaran untuk persiapan tanam berkisar antara Rp 9 juta-Rp 10 juta sehingga potensi pendapatan yang bisa diperoleh petani dalam satu hektare jagung bisa mencapai hingga Rp 18 juta. Dengan penghasilan ini, kata dia dapat digunakan untuk pengadaan ternak kecil maupun sapi sehingga petani bisa membangun ketahanan ekonomi dalam waktu yang lebih panjang.
"Proses seperti ini yang diharapkan terus bergulir karena inilah tujuan dari hadirnya Program TJPS yakni mewujudkan ketahanan ekonomi rumah tangga petani di NTT," kata Lecky.