Senin 15 Nov 2021 19:09 WIB

Pupuk Kaltim Fasilitasi Nelayan Ikut Sertifikasi Menyelam

Pelatihan dan sertifikasi nelayan terkait perluasan program terumbu karang PKT

Rep: m nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menggelar pelatihan dan sertifikasi menyelam  untuk sembilan nelayan binaan dari kelompok Kimasea, Loktuan, Bontang Utara, Kalimantan Timur, pada 9 November hingga 13 November 2021.
Foto: pupuk kaltim
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menggelar pelatihan dan sertifikasi menyelam untuk sembilan nelayan binaan dari kelompok Kimasea, Loktuan, Bontang Utara, Kalimantan Timur, pada 9 November hingga 13 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) atau PKT menggelar pelatihan dan sertifikasi menyelam dalam mengoptimalkan program terumbu buatan di perairan Bontang terhadap sembilan nelayan binaan dari kelompok Kimasea, Loktuan, Bontang Utara, Kalimantan Timur, pada 9 November hingga 13 November 2021.

 VP CSR PKT Anggono Wijaya mengatakan pelatihan dan sertifikasi menyelam yang menggandeng Profesional Association of Diving Instructor (PADI) dari Bali bertujuan mendukung perluasan program terumbu buatan PKT, khususnya monitoring berkala yang melibatkan nelayan binaan dari Kelompok Kimasea. 

Baca Juga

"Hal ini merupakan bagian dari peningkatan kompetensi dan kemampuan nelayan binaan, sehingga optimalisasi program dapat tercapai secara maksimal," ujar Anggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (15/11).

Melalui bekal pelatihan dan sertifikasi, ucap Anggono, nelayan binaan didorong mampu melakukan pemantauan sederhana dan monitoring perkembangan terumbu buatan dengan baik, sehingga potensi kerusakan terumbu oleh beragam faktor bisa diantisipasi. Terlebih dengan perluasan penurunan terumbu setiap tahun, kemampuan nelayan binaan untuk melakukan perawatan hingga monitoring perlu ditingkatkan agar kesinambungan ekosistem perairan Bontang semakin terjaga. "Menyelam perlu bekal serta pengetahuan khusus yang wajib dipenuhi. Untuk itu, pelatihan dan sertifikasi perlu dilakukan bagi nelayan binaan," ungkap Anggono.