REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) atau PKT menggelar pelatihan dan sertifikasi menyelam dalam mengoptimalkan program terumbu buatan di perairan Bontang terhadap sembilan nelayan binaan dari kelompok Kimasea, Loktuan, Bontang Utara, Kalimantan Timur, pada 9 November hingga 13 November 2021.
VP CSR PKT Anggono Wijaya mengatakan pelatihan dan sertifikasi menyelam yang menggandeng Profesional Association of Diving Instructor (PADI) dari Bali bertujuan mendukung perluasan program terumbu buatan PKT, khususnya monitoring berkala yang melibatkan nelayan binaan dari Kelompok Kimasea.
"Hal ini merupakan bagian dari peningkatan kompetensi dan kemampuan nelayan binaan, sehingga optimalisasi program dapat tercapai secara maksimal," ujar Anggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (15/11).
Melalui bekal pelatihan dan sertifikasi, ucap Anggono, nelayan binaan didorong mampu melakukan pemantauan sederhana dan monitoring perkembangan terumbu buatan dengan baik, sehingga potensi kerusakan terumbu oleh beragam faktor bisa diantisipasi. Terlebih dengan perluasan penurunan terumbu setiap tahun, kemampuan nelayan binaan untuk melakukan perawatan hingga monitoring perlu ditingkatkan agar kesinambungan ekosistem perairan Bontang semakin terjaga. "Menyelam perlu bekal serta pengetahuan khusus yang wajib dipenuhi. Untuk itu, pelatihan dan sertifikasi perlu dilakukan bagi nelayan binaan," ungkap Anggono.
Dari pelatihan ini, Anggono berharap nelayan binaan bisa melakukan aktivitas penyelaman sesuai ketentuan, serta memperhatikan aspek keselamatan agar tidak menimbulkan risiko dalam memantau perkembangan terumbu buatan. Selain itu, lanjut Anggono, kemampuan yang dimiliki bisa dimanfaatkan dalam menjaga ekosistem perairan Bontang, baik dari sampah maupun faktor lain yang ditemukan saat aktivitas penyelaman.
"Tujuan dari pelatihan ini tak hanya difokuskan untuk mendukung program terumbu buatan PKT saja, tapi juga hal lain yang sifatnya positif terhadap ekosistem perairan dan bermanfaat bagi masyarakat," tambah Anggono.
Instruktur PADI I Ketut Tarma menyampaikan pelatihan mencakup dasar teori hingga pengenalan alat, termasuk tata cara dan metode yang wajib dilakukan para penyelam, untuk selanjutnya diterapkan melalui praktik. Setelah para peserta mampu memahami teori dan praktik secara benar, baru dilakukan sertifikasi dengan melihat kemampuan para penyelam mengimplementasikan materi dengan baik.
Selain untuk implementasi tata cara menyelam dengan benar, ucap Tarma, pelatihan dan sertifikasi juga upaya untuk meningkatkan aspek keselamatan dengan saling menjaga antar sesama penyelam selama melakukan aktivitas di bawah air.
"Jadi sertifikasi tidak hanya untuk mencapai aspek keselamatan bagi diri selama penyelaman saja, tapi juga mendorong kesadaran para penyelam untuk saling menjaga saat beraktivitas di bawah air," kata Tarma.
Salah satu nelayan binaan Kelompok Kimasea yang ikut pelatihan dan sertifikasi, Khoirul Anam mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat baginya, khususnya terkait implementasi metode serta tata cara penyelaman dengan baik dan benar. Dirinya mengakui bekal pengetahuan dan sertifikasi dibutuhkan untuk aktivitas penyelaman, karena kegiatan di bawah air tidak bisa dilakukan sembarangan tanpa keterampilan yang mumpuni.
"Dengan bekal ini, kami akan terus berupaya maksimal mendukung program terumbu buatan PKT, khususnya untuk monitoring perkembangan terumbu secara berkala. Kami berterima kasih telah diberdayakan pada program ini sehingga turut berkontribusi menjaga ekosistem perairan Bontang agar bermanfaat bagi masyarakat," kata Anam.