Senin 15 Nov 2021 19:12 WIB

Taliban Gelar Operasi Penumpasan ISIS di Afghanistan Selatan

Operasi penumpasan ISIS dilancarkan usai terjadi sejumlah serangan bom di Afghanistan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Taliban berjaga di luar rumah sakit militer, sehari setelah ledakan bom dan serangan militan ISIS, di Kabul, Afghanistan, Rabu (3/11/2021). Operasi penumpasan ISIS dilancarkan usai terjadi sejumlah serangan bom di Afghanistan.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Taliban berjaga di luar rumah sakit militer, sehari setelah ledakan bom dan serangan militan ISIS, di Kabul, Afghanistan, Rabu (3/11/2021). Operasi penumpasan ISIS dilancarkan usai terjadi sejumlah serangan bom di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Taliban melancarkan operasi penumpasan milisi ISIS di wilayah Afghanistan selatan. Hal itu dilakukan setelah ISIS mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan bom di negara tersebut.

Operasi penumpasan dimulai pada Ahad (14/11) tengah malam dan berlanjut hingga Senin (15/11) pagi di empat distrik di Provinsi Kandahar. “Sejauh ini, empat anggota ISIS telah tewas dan sepuluh lainnya ditangkap. Salah satunya meledakkan diri di dalam sebuah rumah,” kata kepala polisi Taliban di Kandahar Abdul Ghafar Mohammadi.

Baca Juga

Seorang anggota badan intelijen Taliban yang enggan dipublikasikan identitasnya mengungkapkan, setidaknya tiga warga sipil turut tewas dalam operasi tersebut. Sebelumnya Taliban mengatakan keberadaan ISIS di Afghanistan tak menjadi ancaman besar. Taliban mengklaim mereka, sedikit banyak, dapat mengendalikan ancaman dari kelompok tersebut.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengungkapkan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu, sekitar 600 anggota atau simpatisan ISIS di negara itu telah ditangkap. Beberapa di antara mereka adalah wanita.

“Mereka (anggota atau simpatisan ISIS) tidak banyak di Afghanistan karena tak mendapat dukungan dari rakyat,” kata Mujahid dalam konferensi pers pada Rabu (10/11) pekan lalu dikutip laman Al Arabiya.

Dia pun menyinggung ISIS-Khorasan yakni kelompok yang terafiliasi ISIS di Afghanistan. Menurut Mujahid, tidak seperti ISIS di negara lain di Timur Tengah, sebagian besar anggota ISIS-Khorasan adalah warga lokal. Ia pun meyakinkan ISIS-K tak menimbulkan ancaman bagi negara lain.

Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu, ISIS telah melancarkan serangkaian serangan teror. Aksi pertama terjadi pada 26 Agustus yakni ketika AS sedang mengevakuasi warganya dan penduduk Afghanistan berisiko di bandara Kabul. ISIS-Khorasan melancarkan serangan bom bunuh diri. Lebih dari 180 orang tewas dalam insiden tersebut.

ISIS-Khorasan pun sempat menyerang masjid termasuk masjid kelompok Syiah. Aksi penyerangan terbaru terjadi pada 2 Oktober lalu. Anggota ISIS-Khorasan mengebom dan menyerang Rumah Sakit Sardar Daud Khan di Kabul. Sedikitnya 19 orang tewas termasuk seorang komandan militer senior Taliban, Maulvi Hamdullah Mokhlis.

Taliban sempat menyangkal adanya basis ISIS dan al-Qaeda di Afghanistan. “ISIS yang ada di Irak dan Suriah tidak ada di sini. Namun, beberapa orang yang mungkin adalah warga Afghanistan kita sendiri telah mengadopsi mentalitas ISIS, yang merupakan fenomena yang tidak didukung oleh rakyat,” kata Zabihullah Mujahid pada akhir September lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement