Selasa 16 Nov 2021 03:47 WIB

Pelaku UMKM Sektor Pariwisata Butuh Pendanaan

Strategi pariwisata Yogyakarta beralih dari mass-tourism menjadi quality-tourism

Wisatawan naik andong wisata menyusuri Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (6/11/2021). Sejak dibuka kembali untuk umum, sejumlah lokasi wisata di Kabupaten Bantul mulai ramai dikunjungi wisatawan terutama pada hari Sabtu dan Minggu yang disambut gembira oleh pelaku wisata.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Wisatawan naik andong wisata menyusuri Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (6/11/2021). Sejak dibuka kembali untuk umum, sejumlah lokasi wisata di Kabupaten Bantul mulai ramai dikunjungi wisatawan terutama pada hari Sabtu dan Minggu yang disambut gembira oleh pelaku wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inklusi keuangan dinilai dapat menumbuhkan potensi pariwisata di Tanah Air. Chairman Fintech Center Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Irwan Trinugroho, mengatakan, dari sisi pasokan, pelaku usaha sektor pariwisata butuh pendanaan. 

Dengan mendapatkan pendanaan, para pelaku sektor pariwisata harus terinklusi ke sektor jasa keuangan. "Sementara dari sisi demand, inklusi keuangan dapat menyediakan infrastruktur teknologi pembayaran digital yang akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan untuk berbelanja," ujar dia.

Irwan memberikan saran kebijakan bagi pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan di sektor pariwisata. Salah satunya adalah perlunya intervensi pemerintah untuk menurunkan biaya transaksi pembayaran digital bagi UMKM. 

Pemerintah juga perlu memperluas akses pendanaan yang berbiaya murah bagi UMKM yang berhubungan dengan sektor pariwisata. “Di sini perlu intervensi pemerintah, karena kalau tidak mereka akan terjebak kepada pinjaman yang berbiaya mahal dan pada akhirnya tidak bisa menjadi leverage bagi usaha mereka," kata Irwan.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY Gusti Kanjeng Ratu Bendara menyampaikan strategi pariwisata Yogyakarta sudah beralih dari mass-tourism menjadi quality-tourism, yaitu bagaimana menghadirkan responsible tourism. "Ini yang merawat pariwisata kita lebih indah sehingga dapat berkelanjutan dalam jangka lebih panjang," ujar dia.

“Mereka lebih menginginkan unique experience dan high value experience daripada luxury, maka dari itu fokus dari Pemda DIY ini adalah peningkatan kualitas dari desa wisata," kata GKR Bendara menambahkan.

GKR Bendara juga mengenalkan aplikasi Visiting Jogja buatan Dinas Pariwisata Yogyakarta. Aplikasi ini bertujuan agar pemda bisa mengumpulkan data besar dan menunjukkan keakuratan data analisis wisatawan ke Yogyakarta sehingga bisa meningkatkan kualitasnya. "Marketing strategy dan data analisis secara digital akan menjadi big market di masa depan," ujarnya.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary, yang mewakili Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Usman Kansong, mengatakan kunci utama para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bertahan di tengah pandemi adalah memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik. "Ketiga kemampuan itu sebenarnya sudah mulai diterapkan di Indonesia," ucapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement