REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ribuan orang ditemukam menderita Tuberkulosis (TBC) di Depok. Estimasi penemuan terduga TBC di Kota Depok mencapai 32.006 kasus.
"Walaupun ditemukan 32.006 orang terduga TBC, namun jika sesuai update pelaporan Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB), upaya penemuan kasus secara aktif (active case finding), yang biasa dilakukan untuk deteksi dini, mengalami penurunan," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Umi Zakiati di Balai Kota Depok, Senin (15/11).
Lanjut Umi, untuk itu, pihaknya melakukan evaluasi guna meningkatkan deteksi dini TBC. "Kami akan perkuat lagi di lintas sektor dengan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), kader, dan puskesmas, serta mitra kesehatan lainnya untuk meningkatkan investigasi. Jadi jangan sampai nanti terlambat untuk penanganannya," jelasnya.
Dia memerinci, penurunan penemuan kasus secara aktif tentunya berdampak pada angka penemuan terduga TBC. Hingga Oktober atau triwulan ketiga di 2021, cakupan penemuan terduga TBC baru mencapai 25,6 persen atau 8.187 kasus.
Kemudian, indikator penemuan dan pengobatan TBC (Treatment Coverage) di Kota Depok juga baru menyentuh angka 2.485 kasus atau 35,6 persen, dari estimasi 6.973 kasus dengan target 90 persen.
"Angka penemuan terduga TBC hanya bisa dilakukan melalui investigasi kontak terhadap kasus TBC. Permasalahannya adalah angka penemuan terduganya masih jauh dari target karena indikator ini yang membuat kita bisa menemukan kasus untuk indikator penemuan dan pengobatan TBC (treatment coverage)," papar Umi.
Penyakit TBC merupakan penyakit infeksi menular, yang disebabkan oleh kuman atau bakteri Mycobacterium tuberculosis. Cara penularan melalui percik renik (droplet) yang dikeluarkan oleh penderita saat bersin, batuk, berbicara maupun tertawa. Satu orang penderita TBC dapat menularkan kepada 10 hingga 15 orang di sekitarnya.
"Meski begitu, penderita TBC masih punya harapan untuk sembuh, melalui kepatuhan dalam meminum obat anti Tuberkulosis secara rutin minimal enam bulan. Angka keberhasilan pengobatan (treatment success rate) di Kota Depok dari target 90 persen, cakupannya sudah berhasil 75,8 persen. Indikator dikatakan berhasil apabila gejala klinis sudah tidak ditemukan, dan menyelesaikan pengobatan TBC secara lengkap," terang Umi.