REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Senin menuding pasukan Azerbaijan menerobos perbatasan kedua negara. Demikian dilaporkan kantor berita Interfax.
Akibat kejadian tersebut, Pashinyan memecat menteri pertahanannya.Sementara itu, kantor berita Rusia lainnya, RIA, yang mengutip Dewan Keamanan Armenia juga memberitakan bahwa penerobosan perbatasan terjadi pada Ahad (14/11), namun pasukan Azerbaijan sudah angkat kaki dari sana.
Interfax yang mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan menyebutkan bahwa pasukan Azerbaijan beroperasi di wilayah kedaulatan negaranya sendiri dan menuding balik Armenia karena telah melakukan provokasi.
Insiden tersebut menandai eskalasi ketegangan di antara kedua negara pecahan Soviet itu. Tahun lalu keduanya saling berperang selama 44 hari hingga menewaskan sedikitnya 6.500 orang dan berakhir dengan kemenangan yang menentukan bagi Azerbaijan.
Mengadu ke Rusia
Pashinyan tidak menyebutkan pada skala apa dugaan penerobosan itu dilakukan. Namun, ia mengatakan di pertemuan dewan keamanan bahwa dirinya telah memberhentikan Menteri Arshak Karapetyan atas kejadian tersebut.
Kantor Berita TAS melansir bahwa Armenia telah mengadukan peristiwa itu ke Rusia dan aliansi militer negara-negara bekas Soviet, Pakta Pertahanan Keamanan Kolektif (SCTO).
Perang tahun lalu atas kantong wilayah Nagorno-Karabakh berakhir dengan kesepakatan yang dimediasi oleh Rusia, di mana Moskow menerjunkan 1.960 personel penjaga perdamaian ke kawasan tersebut untuk periode lima tahun pertama.
Namun pakta tersebut menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab, seperti status hukum Nagorno-Karabakh dan warga Armenia di sana, yang jumlahnya mencapai hingga 150 ribu orang sebelum terjadi perang.