REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- "Karakteristik Bandung Photo Month (BPM) setiap pameran digelar di tempat alternatif yang tidak biasa untuk dijadikan tempat pameran, ujar Direktur Program dan Artistik BPM Wahyu Dhian saat ditemui di perhelatan BPM, Ahad (14/11/2021) lalu. "Kita menghindari menggunakan tempat konvensional sebagai venue. Kami punya gagasan tawaran-tawaran baru tiap tahunnya kepada pengunjung BPM."
Cukup unik memang, beberapa tahun lalu gelaran BPM pernah memanfaatkan bus sebagai galeri pameran foto. Bus ini kemudian diparkir di depan Gedung Sate Bandung. "BPM banyak menggunakan ruang publik untuk mendekatkan fotografi kepada masyarakat. Agar karya fotografi bisa dinikmati khalayak secara luas tidak hanya dinikmati oleh orang yang biasa datang ke galeri konvensional," tambah Wahyu.
Foto yang dipamerkan di BPM 2021 mengangkat berbagai tema. Mulai dari kegalauan karena lama berdiam di rumah, potret komunitas perantau dari Tegal (Robby Ajadela), pekerja lembaga penyiaran yang harus dirumahkan di masa pandemi hingga foto-foto dengan genre streetphotography bertema foto Presiden Sukarno (Chris Tuarissa).
Beberapa foto ditampilkan secara series beberapa foto sekaligus dengan pendekatan bercerita (photostory). Sementara lainnya ditampilkan secara tunggal.
Berpameran foto di tempat tidak lazim seperti ini memang memberikan pengalaman baru dalam menikmati karya foto. Suasana hening di antara tumpukan barang-barang tua memberikan sensasi tersendiri. Terlebih beberapa foto harus diakses dengan cara beragam untuk bisa dilihat. Dengan membuka pintu lemari, menarik laci, hingga mengais-ngais di antara tumpukan barang.
Tata letak foto seperti ini bisa jadi menarik, tetapi juga membuat expose foto yang dipamerkan kepada pengunjung berbeda-beda. Ada foto yang luput dari pandangan pengunjung karena letaknya sulit. Termasuk foto yang tidak terlihat karena buruknya pencahayaan tadi.
Pengunjung harus mempersiapkan energi ekstra untuk bisa berkonsentrasi menikmati karya-karya yang ditampilkan. Tetap fokus pada pesan dan visual karya foto yang dipamerkan atau teralihkan karena menemukan barang unik yang dicari di etalase toko sebelah.
Beragam kegiatan selain pameran diadakan sepanjang Bandung Photo Month 2021 ini. Mulai dari workshop fotografi kamera lubang jarum, workshop wet plate collodion, artist talk, diskusi buku, presentasi photobook project, peluncuran buku foto, battle photo, hingga kunjungan ke salah satu klub fotografi tertua di Tanah Air, PAF Bandung.
Terlepas dari plus minus berpameran dengan lokasi seperti di Pasar Antik Cikapundung, konsistensi kegiatan Bandung Photo Month layak diapresiasi. Sebagaimana disampaikan penyelenggara, Bandung Photo Month 2021 adalah sebuah keriaan fotografi.