REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA – Lebih dari 1.200 Petani Muda Papua dan Papua Barat, dilatih dan didampingi secara serempak, oleh Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Papua Muda Inspiratif. Program ini merupakan lanjutan dari Program Petani Milenial, yang didorong oleh Presiden Joko Widodo, untuk mendukung ketahanan Pangan RI.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung ketersediaan pangan ini, melibatkan 20 Kabupaten/Kota di Papua dan 18 Kabupaten/Kota di Papua Barat, dengan jumlah peserta lebih dari 1.200 orang, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Pelatihan ini akan berlangsung dari tanggal 15-23 November 2021, diikuti dengan pendampingan intensif setelahnya, selama kurang lebih 1 tahun kedepan.
Pelatihan lanjutan ini dibuka oleh Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, secara virtual, dihadiri oleh Jajaran Pemerintahan Provinsi Papua dan Papua Barat, Bupati dari enam Kabupaten tempat dilaksanakannya program ini, serta Kepala-kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi dan kabupaten.
“Ini untuk memenuhi Janji Presiden Jokowi dalam kunjungan saat Pembukaan PON kemarin di Papua, beliau meminta kepada Menteri Pertanian agar skill anak muda Papua ditingkatkan. Presiden meminta agar pendampingan berkelanjutan harus terus diberikan untuk meningkatkan kapasitas mereka," ujar Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, yang hadir dalam acara tersebut, seperti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/11).
Ia menjelaskan, adapun program Petani Milenial ini adalah untuk mendukung ketahanan Pangan Indonesia dalam jangka panjang. Provinsi Papua dan Papua Barat adalah dua provinsi yang paling gencar mendukung program ini. Target besar dari Program ini adalah terciptanya 2,5 juta petani muda Indonesia di seluruh Indonesia, dan Kementerian Pertanian RI seperti disampaikan oleh Menteri Pertanian, mendukung penuh visi Presiden Joko Widodo.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan, Pelatihan Bagi Petani Milenial di Papua Dan Papua Barat Mendukung Ketersediaan Pangan ini luar biasa. Apalagi Papua didukung memiliki bumi yang subur.
"Jika kita semua bergerak, maka ketersediaan pangan akan bisa dipenuhi. Namun, kita berharap petani milenial bisa menjadi yang terdepan dalam hal itu. Papua punya bumi yang subur, manfaatkan itu untuk pertanian," katanya.
Mentan SYL juga menitipkan kepada Gubernur dan Kepala Daerah di Papua dan Papua Barat beserta jajaran untuk lebih memperhatikan Petani Milenial. Dan menegaskan pelatihan ini adalah ‘connecting’ menjadi anak negeri dan pejuang. Satu bulan kita lakukan agenda ‘mixing’, tunjukan hasilnya. Semua Jajaran harus perhatikan anak-anak milenial yang kini menjadi anak-anak Kementan untuk membangun pertanian Papua dan Papua Barat.
“Ini anak-anak saya dan tidak boleh gagal. Ini momentum untuk connecting dan selanjutnya adalah mixing dengan program pertanian lainnya. Kalian pejuang kemanusiaan, kalau mau bangun Papua olah pertaniannya, kalian bertanilah dan bangun pertaniannya di tanah Papua ini. Tugas kalian buktikan itu," ujar dia.
Menurutnya, selama pandemi covid-19 bahkan dalam kondisi krisis sekalipun pertumbuhan PDB pertanian yang naik 16.24%, sedangkan ekspor meningkat 15.79% di tahun 2020. Bahkan hingga tahun 2021 meningkat sampai 47, 96%. Sementara Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) meningkat sebesar 105,58 dan Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 105,68.
“Ini artinya pertanian mempunyai peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Bertani tidak akan miskin, menjadi Petani itu hebat, dan petani milenial itu luar biasa. Dan Petani harus tangguh, kendalikan alam, produksi pangan untuk kehidupan tambahnya," kata dia.
Di Provinsi Papua, pelatihan dilangsungkan di BPTP Papua, BLP Sentani, BPP Sidori, Dishut Biak, Ditan Merauke, Distan Nabire, Polbangtan Merauke, BPP Semangga, Balai Kampung Domande, Diperta, SMK Eca, dan Diperta Yapen.
Sementara di Papua Barat, pelatihan dipusatkan di Polbangtan Manokwari, Dinas Pertanian Kab. Pegaf, Dinas Pertanian Kab. Telbin, Dinas Pertanian Kab. Sorong, Dinas Pertanian Kab. Fakfak dan Dinas Pertanian Kab. Tambrauw.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan / keahlian dan sikap) petani milenial.
"Khususnya untuk meningkatkan kompetensi petani milenial Papua dan Papua Barat dalam mendukung ketersediaan pangan," katanya.