REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan uji coba rudal antisatelit Rusia menciptakan puing-puing di orbit rendah bumi yang dapat membahayakan Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Uji coba akan membahayakan aktivitas antariksa selama bertahun-tahun.
Badan Antariksa AS (NASA) mengatakan tujuh awak ISS yakni empat astronot AS, satu astronot Jerman dan dua kosmonot Rusia berlindung ke kapsul dok pesawat antariksa mereka selama dua jam setelah uji coba rudal dilakukan. Langkah ini diambil sebagai tindak pencegahan agar awak ISS dapat menghindar bila diperlukan.
ISS merupakan laboratorium riset internasional yang terbang 402 kilometer di atas bumi. NASA mengatakan ISS terus bergerak melewati dan mendekat ke puing-puing uji coba setiap 90 menit.
Tapi pakar NASA menetapkan sudah aman bagi awak ISS untuk kembali ke stasiun dalam setelah ISS melewati puing-puing itu ketiga kalinya. NASA menambahkan untuk saat ini awak ISS juga diperintahkan menutup palka beberapa modul ISS.
"NASA akan terus memantau puing-puing tersebut selama beberapa hari ke depan dan seterusnya untuk memastikan keamanan kru kami di orbit," kata kepala NASA Bill Nelson dalam pernyataannya, Selasa (16/11).
Pakar mengatakan uji coba senjata yang menghancurkan satelit di orbit menimbulkan ancaman karena akan menciptakan awan yang terdiri dari pecahan satelit yang hancur. Puing-puing itu dapat menabrak objek lainnya, memicu rantai reaksi proyektil yang melewati orbit bumi.
Kementerian Pertahanan dan militer Rusia belum dapat dimintai komentar. Berdasarkan pesan yang diunggah di Twitter, badan antariksa Rusia, Roscomos mengecilkan bahaya yang ditimbulkan uji coba tersebut.
"Orbit objek yang hari ini memaksa awak pindah ke pesawat ruang angkasa sesuai dengan prosedur standar, telah bergerak menjauh dari orbit ISS, stasiun dalam zona hijau," cicit mereka.
Dalam pernyataannya Komando Angkatan Luar Angkasa AS mengatakan rudal anti-satelit Rusia yang diluncurkan langsung ke atas telah menciptakan 1.500 'puing-puing satelit yang dapat dilacak di orbit'. Selain itu akan menghasilkan ratusan ribu pecahan kecil.
"Rusia telah menunjukkan sengaja mengabaikan keamanan, keselamatan, stabilitas dan keberlanjutan jangka panjang domain ruang angkasa bagi semua bangsa," kata kepala Komando Angkatan Luar Angkasa AS Jenderal James Dickinson.
"(Pecahan itu) akan terus menimbulkan ancaman pada aktivitas di luar angkasa selama bertahun-tahun, menimbulkan resiko pada misi luar angkasa dan satelit, serta memaksa semakin banyak manuver untuk menghindari tabrakan," tambahnya.
Uji coba dikecam
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengecam uji coba rudal antisatelit yang dilakukan Rusia. Menurutnya tes tersebut 'ceroboh dan 'tidak bertanggung jawab'. Sementara juru bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby mengatakan tes itu menunjukan perlunya norma-norma perilaku di luar angkasa.