REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) belum membuat keputusan apa pun tentang kemungkinan keringanan bagi India setelah New Delhi mulai menerima pengiriman sistem rudal canggih dari Rusia, kata Departemen Luar Negeri AS pada Senin.
Sanksi risiko pengiriman di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA) yang memberi wewenang hukuman ekonomi pada entitas yang membeli senjata dari industri pertahanan Rusia.
Seorang juru bicara Deplu AS yang tak ingin disebut namanya mengatakan otoritas Biden belum membuat keputusan "tentang pengabaian sehubungan dengan transaksi senjata India dengan Rusia.
Dia lebih lanjut mempertahankan bahwa CAATSA tidak memiliki ketentuan pengabaian khusus atau negara tertentu. "Kami mendesak semua sekutu dan mitra kami untuk menghentikan transaksi dengan Rusia yang berisiko memicu sanksi di bawah undang-undang tersebut," kata juru bicara itu.
“Kemitraan pertahanan AS-India telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, sepadan dengan status India sebagai Mitra Pertahanan Utama. Kami berharap momentum kuat dalam kemitraan pertahanan kami ini akan berlanjut. Kami menghargai kemitraan strategis kami dengan India,” tambah juru bicara itu.
Seorang pejabat Rusia pada Minggu mengonfirmasi bahwa Moskow telah mulai mengirimkan sistem pertahanan udara S-400 ke India. Pengiriman berjalan sesuai jadwal, kata Dmitry Shugayev, kepala Layanan Federal untuk Kerjasama Militer-Teknis Rusia, kepada kantor berita Rusia.
“Pengiriman pertama sudah dimulai,” kata Shugayev di pameran dagang kedirgantaraan di Dubai, seperti dikutip oleh kantor berita Interfax.
India akan memiliki unit pertama sistem pertahanan pada akhir tahun ini, menurut pejabat Rusia itu. Moskow dan New Delhi menandatangani kesepakatan senilai USD5,5 miliar untuk sistem S-400 pada 2018, sebuah langkah yang membuka kemungkinan sanksi AS terhadap India.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegaskan kembali selama kunjungannya pada Maret ke India bahwa semua sekutu dan mitra AS harus menghindari perangkat keras Rusia dan “menghindari segala bentuk akuisisi yang akan memicu sanksi”.
Turki juga menghadapi sanksi AS tahun lalu karena membeli sistem S-400 dan dikeluarkan dari program F-35 oleh Washington pada 2019.