Selasa 16 Nov 2021 17:17 WIB

KPK: Parpol Harus Bangun Sistem Pendidikan Kader Antikorupsi

Setiap parpol harusnya membangun sistem pendidikan kader antikorupsi

Red: Agung Sasongko
Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan setiap partai politik memang harus membangun sikap dan perubahan perilaku anggotanya dalam mewujudkan budaya antikorupsi.
Foto: istimewa
Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan setiap partai politik memang harus membangun sikap dan perubahan perilaku anggotanya dalam mewujudkan budaya antikorupsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto teguhkan komitmennya membangun budaya antikorupsi dalam diri kader-kadernya dengan terus mengambil upaya pencegahan tindak pidana korupsi. 

Berbicara usai mengikuti kuliah dari Ketua KPK Firli Bahuri di acara Pendidikan Kader Nasional (PKN) PDIP, Selasa (16/11), Hasto menyatakan pihaknya telah membuat sejumlah upaya membangun budaya pencegahan korupsi. 

Baca Juga

Yang pertama adalah dengan memastikan psikotest dan Sekolah Partai bersifat wajib bagi setiap kader partai. 

“Karena psikotest ini juga mengukur aspek integritas. Sekolah Partai membangun kesadaran agar kekuasaan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya tanpa korupsi,” kata Hasto dalam keterangan persnya.

Selanjutnya adalah terus membangun sistem kepartaian. Peraturan Partai mengatur sanksi yang tegas bagi seluruh pimpinan atau unsur struktural Partai yang menyalahgunakan kekuasaan. 

Menurut Hasto, PDIP memiliki kejelasan peraturan Partai tentang bagaimana menjadi anggota legislatif, kepala daerah, wakil kepala daerah, ataupun pimpinan legislatif dan juga pimpinan Partai. 

“Maka berbagai bentuk ‘korupsi di internal Partai’ dapat diperangi. Sebagai contoh dengan menghilangkan mekanisme one man, one vote dan one value dalam pemilihan pimpinan Partai dan diganti dengan merit system, termasuk musyawarah, maka biaya dapat ditekan,” ujar Hasto. 

Yang ketiga, Pimpinan Pusat Partai terus mengingatkan kader agar tidak menyalahgunakan kekuasaan. 

“Strategi pemenangan gotong royong juga dibangun dalam konteks sebagai upaya mencegah korupsi, dengan cara mengurangi biaya pemilu pada beban orang per orang,” jelas Hasto. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement