REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat (AS) mengkritik Rusia pada Senin (15/11) karena menghancurkan salah satu satelitnya sendiri di ruang angkasa. Penghancuran satelit ini menciptakan puing-puing yang menurut US Space Command dapat membahayakan awak ruang angkasa selama beberapa dekade.
Pada akhir pekan lalu ada laporan bahwa Rusia menembak jatuh sebuah satelit selama akhir pekan menggunakan rudal anti-satelit (DA-ASAT). US Space Command mengatakan kepada Fox News dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengetahui peristiwa yang menghasilkan puing-puing di ruang angkasa.
Seradata, yang mengoperasikan peluncuran dan basis data satelit, melaporkan bahwa satelit yang jatuh itu milih Rusia dan ditargetkan dalam uji anti-satelit. U.S. Space Command mengonfirmasi bahwa satelit yang dimaksud sudah mati dan berasal dari era Soviet.
Dilansir dari Fox News, Selasa (16/11), penilaian U.S. Space Command mengatakan puing-puing akan tetap berada di orbit selama bertahun-tahun dan mungkin beberapa dekade. Ini berpotensi membahayakan awak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) serta satelit dari negara lain.
Jenderal Angkatan Darat AS James Dickinson, komandan U.S. Space Command mengatakan Rusia telah mengabaikan keamanan, keselamatan, stabilitas, dan keberlanjutan jangka panjang dari domain ruang angkasa untuk semua negara.
“Puing-puing yang diciptakan oleh DA-ASAT Rusia akan terus menjadi ancaman bagi aktivitas di luar angkasa selama bertahun-tahun yang akan datang, menempatkan satelit dan misi luar angkasa dalam bahaya, serta memaksa lebih banyak manuver penghindaran tabrakan. Aktivitas luar angkasa mendukung cara hidup kita, dan perilaku seperti ini benar-benar tidak bertanggung jawab,” kata Dickinson.
Dickinson melanjutkan Rusia sedang mengembangkan dan mengerahkan kemampuan untuk secara aktif menolak akses dan penggunaan ruang angkasa oleh Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya.
“Uji coba senjata anti-satelit pendakian langsung Rusia dengan jelas menunjukkan bahwa Rusia terus mengejar sistem senjata kontra ruang angkasa yang merusak strategis dan menimbulkan ancaman bagi semua negara,” ujar dia.