REPUBLIKA.CO.ID, BELFAST -- Hanya berselang empat bulan setelah mempermalukan Inggris di Stadion Wembley dan membawa pulang trofi Euro 2020, Italia malah kesulitan untuk bisa langsung lolos ke putaran final Piala Dunia 2022. Memori publik Italia seolah ditarik kembali ke salah satu episode terburuk dalam sejarah Gli Azzurri, empat tahun lalu.
Tepat pada bulan yang sama dan hanya berjarak tiga hari dari Selasa (16/11), pada 2017 silam, Italia mendapatkan vonis itu. La Nazionale tidak berhak tampil di putaran final Piala Dunia 2018. Kalah aggregat, 0-1, dari Swedia di fase play-off babak kualifikasi Piala Dunia 2018 memaksa Italia absen di putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1958.
Pasca-kegagalan itu, La Gazzetta dello Sports langsung memasang judul besar di halaman muka dalam terbitannya. ''Kiamat'' menjadi kata yang dipilih salah satu media olahraga terkemuka di Italia itu untuk menggambarkan kegagalan Gli Azzurri mentas di Piala Dunia 2018 yang digelar di Rusia.
Buat Italia, yang sebagian besar penduduknya menganggap sepak bola berada di urutan kedua, setelah agama, dalam aspek terpenting di kehidupannya, judul itu rasanya tidak berlebihan. Italia kembali berpeluang merasakan kiamat kedua hanya dalam rentang waktu empat tahun.
Bahkan, kekecewaan yang dialami publik Italia berpotensi jauh lebih besar. Maklum, setelah dibawa terbang begitu tinggi lantaran melihat Gli Azzurri menjadi yang terbaik di gelaran Euro 2020, publik Italia tentu akan sulit mencerna begitu menilik La Nazionale berada di titik terendah dengan kegagalan melaju ke putaran final pada turnamen utama kedua setelah menjuarai Euro 2020, tepatnya di Qatar 2022.
Dalam taraf tertentu, Gli Azzurri sepertinya begitu gemar membuat segalanya menjadi lebih sulit. Dari delapan laga di babak penyisihan Grup I, Italia boleh saja mengemas rekor tidak terkalahkan.
Namun, kegagalan memetik poin penuh dengan hasil imbang di empat laga, terutama saat ditahan imbang Swiss dan Irlandia Utara di dua laga terakhir, terbukti menjadi batu sandungan terbesar pengoleksi lima titel Piala Dunia tersebut.
Akibat hasil imbang tanpa gol, kala melawat ke kandang Irlandia Utara, ditambah kemenangan besar Swiss, 4-0, atas Bulgaria di laga lainnya, Selasa (16/11) dini hari WIB, Gli Azzurri mengakhiri Grup I di peringkat kedua, tertinggal dua poin dari Swiss.
''Kami membuat diri kami berada dalam kesulitan. Semestinya, kami sudah bisa lolos ke Piala Dunia 2022 di dua laga sebelumnya. Kami gagal memanfaatkan kesempatan itu. Namun, kami harus tetap rendah hati dan tenang karena kami masih memiliki peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2022,'' ujar pelatih timnas Italia, Roberto Mancini, seusai laga kontra Irlandia Utara seperti dilansir Football Italia, Selasa (16/11).
Kehilangan sejumlah pemain kunci, seperti Marco Verratti, Giorgio Chiellini, Ciro Immobile, dan Leonardo Spinazzola, dapat menjadi alasan yang dikemukakan usai kegagalan memetik kemenangan di dua laga terakhir. Begitu pula dengan kemudahan menunjuk hidung gelandang Chelsea, Jorginho, yang gagal mengeksekusi penalti di laga kontra Swiss.