Rabu 17 Nov 2021 07:05 WIB

Mesir: Pegawai Belum Vaksin Dilarang Bekerja

Mesir mencatat 19.567 kasus kematian akibat virus Corona

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Mahasiswa mengenakan masker di Universitas Kairo di Giza, Mesir, 10 Juni 2021. Mahasiswa diwajibkan mengikuti langkah-langkah pencegahan COVID-19 yang ketat termasuk mengenakan masker dan menjaga jarak aman.
Foto: EPA/KHALED ELFIQI
Mahasiswa mengenakan masker di Universitas Kairo di Giza, Mesir, 10 Juni 2021. Mahasiswa diwajibkan mengikuti langkah-langkah pencegahan COVID-19 yang ketat termasuk mengenakan masker dan menjaga jarak aman.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir mulai memberlakukan larangan masuk kerja bagi pegawai sektor publik yang belum menerima vaksinasi Covid-19. Selain itu, nahasiswa di universitas negeri juga dilarang masuk kampus jika tidak divaksinasi.

Menteri Kesehatan Mesir, Khaled Abdel Ghaffar, mengatakan, lebih dari 14 juta orang telah mendapatkan satu dosis vaksin. Sementara hampir 27 juta telah mendapatkan vaksin lengkap yaitu sebanyak dua dosis.

Baca Juga

Seperti dilansir Middle East Monitor, Rabu (17/11), kasus infeksi virus Corona di Mesir telah meningkat sejak September, ketika negara itu memasuki gelombang keempat. Pemerintah Mesir telah dikritik karena tidak menerapkan tindakan pencegahan, seperti mengenakan masker di transportasi umum dan di gedung-gedung pemerintah.

Selain itu, pemerintah Mesir masih mengizinkan operasional pertokoan secara normal. Pemerintah dinilai kurang tegas karena tidak memberikan denda atau hukuman bagi orang-orang yang melanggar langkah-langkah pencegahan.

Pekan lalu, serikat medis Mesir mengumumkan bahwa sekitar 630 petugas kesehatan telah meninggal karena virus Corona. Mesir telah mencatat 19.567 kematian akibat virus Corona. Namun para kritikus mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan jauh lebih tinggi.

Pekan lalu dilaporkan bahwa departemen perawatan intensif di seluruh Mesir berada dalam kapasitas penuh. Rumah sakit berebut tempat tidur tambahan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Pemerintah bertanggung jawab atas kekurangan tempat tidur, yang menurut petugas medis. Sistem perawatan kesehatan Mesir berada di ambang kehancuran total karena kekurangan dana selama bertahun-tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement