Rabu 17 Nov 2021 09:39 WIB

Bertemu Mendag Belanda, Menko Airlangga Bahas Investasi

Total investasi Belanda di Indonesia 1,4 miliar dolar AS pada 2020.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Investasi
Foto: Pixabay
Ilustrasi Investasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan virtual dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Tom De Bruijn. Perlu diketahui, Belanda merupakan salah satu negara partner dagang utama dari Indonesia serta partner investasi.

Airlangga menjelaskan, sebagai partner strategis, masih banyak potensi perdagangan dan investasi yang bisa dieksplorasi lebih dalam dari kedua negara. Nilai perdagangan kedua negara meningkat 26,27 persen atau sebesar 2,9 miliar dolar AS pada Januari sampai Juli 2021 jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Baca Juga

Terkait investasi, total investasi Belanda di Indonesia 1,4 miliar dolar AS lebih pada 2020 atau menempati peringkat investor keenam. Beberapa perusahaan Belanda sudah mempunyai nama besar di Tanah Air seperti Unilever, Lux, Frisian Flag, Phillips, serta lainnya.

“Saya senang perusahaan Belanda sudah memutuskan mengembangkan operasi bisnis juga investasinya di Indonesia. Misalnya Unilever Oleochemical yang akan mengembangkan portofolio bisnisnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei Sumatera Utara,” jelas Airlangga dalam siaran pers, Rabu (17/11).

Mengenai pengembangan bisnis perusahaan Belanda di Indonesia, Menko Airlangga mendukung lebih banyak perusahaan lagi melakukan hal yang sama. Apalagi Indonesia sudah merilis Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang salah satu pengaturannya tentang KEK, akan lebih banyak lagi insentif yang diberikan ke KEK di seluruh Indonesia.

“Kami terbuka untuk kedatangan trade mission Belanda ke Indonesia guna menaikkan kembali perdagangan dan investasi. Pemerintah memberikan insentif seperti tax holiday yang berdasarkan kepada total investasi. Secara khusus, kami menyarankan investasi di bidang digital seperti data center, kemudian infrastruktur digital, dan industri 4.0 lalu semi-konduktor, karena kami punya industri bahan mentah (tembaga atau nikel) untuk semi-konduktor,” tutur dia.

Di luar persoalan ekonomi, lanjutnya, Indonesia dan Belanda sama-sama mengalami pandemi Covid-19. Menteri Tom mengapresiasi usaha Pemerintah Indonesia yang telah berhasil menurunkan kasus Covid-19 di negara ini, bahkan sudah dikategorikan masuk level Low dalam infeksi oleh WHO. 

Sedangkan, di Belanda saat ini sedang mengalami kenaikan kasus kembali dan sedang dalam kondisi half-lockdown. “Maka, menjadi penting menguatkan kolaborasi kedua negara untuk memulihkan ekonomi, dan untuk mengejar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk spirit COP26, demi menurunkan emisi karbon yang akan menguntungkan planet dan kehidupan kita, serta guna mewujudkan green climate fund yang mendukung negara berkembang mencapai target pengurangan emisi karbon,” jelasnya.

Dalam hal penanganan pandemi, Pemerintah Indonesia sudah menjalankan kebijakan yang menekankan keseimbangan antara pengendalian dari sisi kesehatan, namun tetap bisa menjaga sisi ekonomi. Misalnya dengan menjalankan PPKM sesuai level masing-masing daerah, menyediakan suplai alat-alat kesehatan dan obat-obatan. 

Kemudian, juga memberikan insentif fiskal, mendukung sektor swasta, dan menjaga daya beli masyarakat melalui pinjaman berbunga rendah (KUR) maupun bantuan keuangan lainnya. “Namun, sektor pariwisata masih menjadi salah satu sektor yang belum sepenuhnya bangkit, karena kami masih membahas Vaccinated Travel Lines (VTL) dengan beberapa negara. Saat ini, Indonesia sudah membuka untuk 19 negara untuk pariwisata, tapi kami masih menerapkan 3 hari karantina untuk turis yang sudah divaksinasi lengkap, serta melakukan Tes PCR di hari 1 dan 3. Kami juga sedang mewaspadai masa liburan Natal dan Tahun Baru, karena selalu ada kenaikan kasus pada masa itu, menurut pengalaman dua tahun ini,” lanjut Airlangga.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas pula tentang rencana pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia di 2022. Pemerintah Belanda juga menyampaikan kesiapannya untuk mendukung target-target Presidensi G20 Indonesia pada 2022.

Menko Perekonomian berharap supaya Belanda dapat memfasilitasi Indonesia - EU CEPA meeting, mengingat hubungan kedua negara yang sudah berlangsung sangat lama. “Kami berharap adanya percepatan penyelesaian perundingan Indonesia - EU CEPA, yang saat ini telah memasuki putaran ke-11. Saya percaya keputusan yang cepat dari perundingan Indonesia - EU CEPA akan mengirimkan sinyal kuat ke komunitas internasional bahwa kerja sama ekonomi akan selalu dikedepankan dan membawa hasil positif bagi kepentingan ekonomi nasional, khususnya dalam masa penuh tantangan seperti saat ini,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement