Rabu 17 Nov 2021 11:53 WIB

Pfizer Minta AS Setujui Paxlovid untuk Obat Covid-19

Pfizer berencana luncurkan paxlovid untuk obat Covid-19 pada musim dingin di AS.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan perusahaannya bergerak secepat mungkin agar paxlovid, obat antivirusnya, dapat bisa digunakan oleh pasien Covid-19. Pfizer telah mengajukan permohonan kepada FDA.
Foto: EPA
CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan perusahaannya bergerak secepat mungkin agar paxlovid, obat antivirusnya, dapat bisa digunakan oleh pasien Covid-19. Pfizer telah mengajukan permohonan kepada FDA.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan farmasi Pfizer meminta regulator obat-obatan Amerika Serikat (FDA) untuk mengesahkan pil eksperimentalnya, paxlovid, untuk Covid-19. Otorisasi FDA diperlukan agar obatnya bisa diluncurkan saat musim dingin ini.

Permohonan Pfizer diajukan saat kasus Covid-19 meningkat lagi di Amerika Serikat. Ini terjadi di negara bagian karena cuaca yang lebih dingin mendorong lebih banyak orang Amerika berada di dalam ruangan.

Baca Juga

Hasil uji coba memperlihatkan pil Pfizer terbukti secara signifikan mengurangi tingkat rawat inap dan kematian di antara orang-orang dengan infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2), virus penyebab Covid-19. Sementara itu, FDA saat ini sedang meninjau molnupiravir, obat dari rival Pfizer, yaitu Merck.

Pemberian pil Pfizer dikombinasi dengan pil antivirus ritonavir, dua kali sehari masing-masing tiga butir.  Pfizer berencana memproduksi 180 ribu paket pengobatan paxlovid hingga akhir tahun dan minimal 50 juta paket hingga akhir tahun depan.

Perusahaan itu tidak menyebut secara rinci efek samping paxlovid, namun mengatakan kejadian ikutan muncul pada sekitar 20 persen pasien yang diuji. Efek samping yang mungkin terjadi di antaranya adalah mual dan diare.

Beberapa perusahaan farmasi yang lebih kecil juga akan mengajukan otorisasi untuk pil antivirus mereka sendiri dalam beberapa bulan mendatang.

"Kami bergerak secepat mungkin dalam upaya mendapatkan pengobatan potensial ini ke tangan pasien, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan FDA AS dalam meninjau pengajuan ini," kata CEO Pfizer Albert Bourla, dalam sebuah pernyataan dilansir AP pada Rabu (17/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement