Rabu 17 Nov 2021 13:39 WIB

Sukuk Indonesia Kontributor Utama Pasar Modal Syariah Global

Total bagian Indonesia dalam penerbitan sukuk global capai 23 persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Sukuk global pemerintah Indonesia.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Sukuk global pemerintah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah menyebut Indonesia merupakan kontributor utama dalam penerbitan surat utang syariah atau sukuk di pasar modal syariah internasional. Tercatat total bagian Indonesia sebesar 23,11 persen dari seluruh penerbitan sukuk global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bagian Indonesia dari penerbitan sukuk global senilai 23,65 miliar dolar AS.

Baca Juga

“Di pasar modal syariah global, Indonesia merupakan kontributor utama penerbitan sukuk di pasar internasional. Bagian indonesia adalah 23,11 persen dari penerbitan global,” ujarnya saat acara AICIF 2021 secara virtual, Rabu (17/11).

Menurutnya Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan lebih banyak varian sukuk seperti cash waqf linked sukuk, dan green sukuk. Hal ini sejalan komitmen pembahasan mengenai perubahan iklim di seluruh dunia.

Tercatat pada semester pertama 2021, pemerintah berhasil menerbitkan sovereign green sukuk tingkat global senilai 700 juta dolar AS. Adapun total penerbitan green sukuk Indonesia secara global senilai 3,5 miliar dolar AS sejak 2018.

“Dalam satu dekade terakhir, keuangan syariah memiliki salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat industri keuangan global, bahkan melampaui pasar keuangan konvensional,” ucapnya.

Dia melanjutkan, laporan ekonomi syariah global 2020 memperkirakan nilai aset keuangan syariah akan meningkat sebesar 13,9 persen pada 2019, dari 2,52 triliun dolar AS hingga 2,88 triliun dolar AS. Namun karena Covid-19, nilai aset keuangan diperkirakan stagnan pada 2020.

"Laporan ekonomi syariah global juga memperkirakan keuangan syariah global akan tumbuh sebesar lima persen selama periode 2019 hingga 2024, hal ini diperkirakan akan mencapai level aset 3,69 triliun dolar AS pada 2024," ucapnya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement