Anak Berseragam Sekolah Dilarang Masuk Mal di Solo
Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus raharjo
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. | Foto: Republika/Prayogi
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memberlakukan aturan melarang anak-anak berseragam sekolah masuk ke mal/pusat perbelanjaan/pusat perdagangan. Aturan itu dituangkan dalam Surat Edaran (SE) nomor 067/4061 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 di Solo yang diteken Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, pada Selasa (16/11).
SE tersebut berlaku sampai 29 November mendatang. Dalam poin nomor 5 huruf j3 SE tersebut dijelaskan, anak-anak usia sekolah yang memakai seragam sekolah dilarang masuk pusat perbelanjaan/mal/pusat perdagangan. Aturan tersebut merupakan usulan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang kerap menemukan anak-anak berseragam sekolah berkumpul bersama teman-teman mereka di warung makan, kafe, restoran, shelter pedagang kaki lima (PKL) maupun di mal.
Padahal, sesuai aturan Pemkot, para siswa diwajibkan pulang setelah kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. "Iya lah. Ya kan aturannya setelah selesai sekolah dijemput orang tua, jangan mampir ke mal. Wis tidak boleh," kata Gibran kepada wartawan di Balai Kota, Rabu (17/11).
Gibran menyatakan, Pemkot sudah melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan pengelola mal/pusat perbelanjaan/pusat perdagangan. Dia meminta agar para pengelola proaktif dengan aturan itu.
"Itu pun sebenarnya kalau tidak ada pandemi Covid pun jangan ke mal pulang sekolah. Pihak mal juga harus proaktif. Jangan cuma cari pengunjung tapi protokol kesehatan diabaikan ya bahaya," ujarnya.
Aturan tersebut juga untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di kelompok anak-anak. Sebab, sampai saat ini anak-anak usia 6-11 tahun belum mendapatkan vaksinasi Covid-19. Selain itu, beberapa waktu lalu muncul kasus penyebaran Covid-19 dari klaster PTM. Saat ini, para siswa yang terpapar Covid-19 sudah sembuh semua.
"Isolasi terpusat anak-anak sekolah juga sudah kosong. Yang positif sudah sembuh semua. Tapi kami mau siap-siap surveilans sekolah-sekolah lain," tegas Gibran.