Kota Surabaya Jadi Percontohan PTM 100 Persen

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kanan) meninjau secara langsung pembelajaran tatap muka (PTM) di ruang kelas di SDN Kaliasin I, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/9/2021). Pemkot Surabaya memulai pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kanan) meninjau secara langsung pembelajaran tatap muka (PTM) di ruang kelas di SDN Kaliasin I, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/9/2021). Pemkot Surabaya memulai pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. | Foto: ANTARA/Didik Suhartono

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan, KOTA pahlawan bakal dijadikan percontohan nasional dalam uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Rencana tersebut, kata Eri, disampaikan tenaga ahli Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Andani Eka Putra pada Senin (15/11). Dalam pertemuan itu, salah satunya membahas mengenai pelaksanaan PTM di Surabaya.

"Kemarin (Senin) tenaga ahli Kemenkes dr Andani datang ke Surabaya. Salah satunya ketika Surabaya ini sudah 100 persen vaksinnya, sudah level 1, (vaksin) lansia sudah 94 persen. Maka ada kesepakatan bersama empat Menteri, itu akan 100 persen sekolahnya Surabaya," kata Eri di Surabaya, Rabu (16/11).

Eri mengatakan, pada intinya pemerintah pusat ingin menjadikan Kota Surabaya sebagai acuan nasional menuju penyelenggaraan PTM 100 persen. Sebab, pemerintah pusat menilai, Surabaya adalah daerah yang paling siap untuk melaksanakan kebijakan itu.

"Kota Surabaya dijadikan acuan. Karena selama ini asesmennya, cek lapangan, setelah itu melakukan (surveilans) 10 persen di sekolah tadi itu ternyata Surabaya yang paling siap," ujarnya.

Baca Juga

Eri menyampaikan, yang terpenting adalah PTM di Surabaya dapat berjalan. Sebab, ketika para pelajar hanya mengikuti pendidikan melalui daring, maka akan sangat sulit bagi mereka untuk lebih intens memahami pembelajaran yang diberikan.

"Yang penting pendidikan ini berjalan. Karena bagaimanapun kalau tidak bertemu (PTM), ini agak susah. Yang kedua selalu saya katakan minta izin orang tua," kata Eri.

Eri kembali menegaskan bahwa sekolah bukanlah satu-satunya tempat penularan Covid-19. Sebab, bisa saja anak itu tertular Covid-19 ketika bermain atau beraktivitas di luar sekolah. Artinya, kata dia, kalaupun sekolah dilarang tapi anaknya di rumah dibiarkan tidak pakai masker bukan tidak mungkin bakal tertular Covid-19.

Eri pun berpesan kepada seluruh masyarakat agar saling introspeksi diri, saling menjaga dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) di manapun berada. Dengan gotong-royong dan kerja sama, ia meyakini pandemi Covid-19 bisa terlewati.

"Saya berharap semua yang ada di Surabaya selalu introspeksi diri, menjaga prokes, tidak saling menyalahkan. Inilah Surabaya, yang penuh gotong-royong, Insya Allah Covid-19 bisa dilewati," kata dia.

Terkait


Kadin Dukung Pembatasan Pergerakan Masyarakat

Satgas Ingatkan Reproduksi Covid-19 Mulai Naik

Satgas Covid-19 Ingatkan Aktivitas yang Dilonggarkan

Covid-19 Turun,Yogyakarta Siap Terima Wisatawan Mancanegara

Satpol PP Bali Ingatkan DTW Tetap Disiplin Prokes

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark