REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto mengatakan, BNPB akan memberikan respons cepat dan segera turun ke lapangan saat terjadi bencana. Hal ini, kata dia, guna membantu penanganan serta meringankan beban masyarakat yang terdampak.
Demikian diungkapkan Suharyanto dalam keterangan resmi usai dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Kepala BNPB yang baru, menggantikan Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito yang sebentar lagi akan memasuki masa purna tugas di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/11).
"Pada saat terjadi bencana, BNPB akan hadir dalam waktu yang sesingkat-singkatnya untuk membantu agar masyarakat yang terdampak bencana ini segera mendapat pertolongan dan segera mendapat hak-hak hidup yang mendasar," kata Suharyanto.
Sebagai 'nahkoda' baru di bawah bendera BNPB, Suharyanto memahami, bahwa Indonesia tidak dapat lepas dari rangkaian peristiwa bencana alam. Mulai dari bencana hidrometeorologi, bencana geologi, bencana vulkanologi hingga bencana non-alam seperti pandemi COVID-19.
Pada kondisi itu, Suharyanto akan berupaya agar BNPB selalu hadir dalam seluruh tahapan penanggulangan bencana. Mulai dari peningkatan kesiapsiagaan, edukasi, mitigasi, tanggap darurat hingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
Di samping itu, dia juga akan memastikan bahwa masyarakat tidak akan berlama-lama menanggung dampak bencana. "Dalam penanggulangan bencana, negara Indonesia ini tidak bisa lepas dari bencana. Karena letak geografisnya sedemikian rupa, sehingga hampir dipastikan banyak bergerak, banyak gempa kemudian di pengujung dan awal tahun seperti ini banjir di mana-mana ini perlu kehadiran BNPB," ucap Suharyanto.
Dalam tahap-tahap penanggulangan bencana, lanjutnya, adalah dengan mulai dari meningkatkan kesadaran, edukasi, mitigasi. Kemudian harus hadir pada saat terjadinya bencana, tanggap darurat.
"Sehingga, masyarakat yang terdampak bencana ini dapat dipastikan tidak terlalu lama menanggung akibat dampak bencana," imbuhnya.
Di ujung keterangan resmi usai dilantik, Suharyanto juga mengaku, mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo agar BNPB di bawah kepemimpinannya dapat terus bekerja secara maksimal. Mengingat, wilayah Indonesia saat ini tengah memasuki musim penghujan dan ditambah adanya fenomena La Nina, yang mana pada fase itu tingkat intensitas curah hujan menjadi tinggi dan dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Bapak presiden berpesan kepada kami, ini musim bencana sehingga kami harus segera bekerja," pungkas Suharyanto.