Kamis 18 Nov 2021 02:02 WIB

Optimisme dan Peringatan Investasi BPKH di Bank Muamalat

Bank Muamalat harus mengkaji ulang model bisnis yang lebih relevan dan berkelanjutan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi nasabah usai melakukan tansaksi di kantor pusat Bank Muamalat, Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi nasabah usai melakukan tansaksi di kantor pusat Bank Muamalat, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hibah saham yang dilakukan sejumlah pemegang saham pengendali Bank Muamalat kepada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menuai optimisme dan peringatan. Pengamat Ekonomi Syariah STEI SEBI, Azis Setiawan mengatakan, secara umum ini adalah perkembangan positif dalam penyelamatan Bank Muamalat.

"Dengan demikian ada harapan besar Bank Muamalat bisa melakukan transformasi yang lebih jelas karena memiliki pemegang saham yang memiliki modal dan dana yang cukup besar," katanya pada Republika.co.id, Rabu (17/11).

Baca Juga

Hal ini sangat penting karena bisnis bank syariah membutuhkan modal yang besar untuk mendukung perkembangannya, termasuk dalam investasi teknologi. Namun demikian, BPKH sebagai pemegang saham pengendali baru menghadapi tantangan serius untuk membawa arah baru yang lebih baik.

Rencana suntikan modal tambahan BPKH untuk Bank Muamalat tentu dituntut untuk bisa memberikan keuntungan. Baik keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang, karena dana BPKH adalah dana umat dan dana haji.

"Agar Bank Muamalat menjadi investasi yang menguntungkan bagi BPKH, maka perlu ada arah manajemen perubahan baru yang dibawa BPKH sebagai pemegang saham pengendali," katanya.  

BPKH perlu memperbaiki model bisnis dan tata kelola secara serius. Di tengah beberapa bank syariah memiliki kinerja yang baik tentu buruknya kinerja Bank Muamalat menunjukkan adanya permasalahan yang bersifat fundamental. Menurutnya, dua aspek utama itu terletak pada tata kelola dan model bisnisnya yang harus dibenahi.

Tata kelola yang baik menjadi sebuah keniscayaan sehingga seluruh proses bisnisnya bisa berjalan profesional dan akuntabel dengan SDM yang kuat. Penyaluran pembiayaan harus dijalankan dengan manajemen risiko yang baik pada bisnis-bisnis yang benar-benar baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement