Kamis 18 Nov 2021 11:10 WIB

Aset Safe Haven Bersinar di Asia

Harga emas produksi Antam diperdagangkan naik jadi Rp 956.000 per gram.

Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (18/1). Harga emas produksi Antam pada Kamis (18/11) diperdagangkan naik jadi Rp 956.000 per gram.
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (18/1). Harga emas produksi Antam pada Kamis (18/11) diperdagangkan naik jadi Rp 956.000 per gram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham Asia tergelincir pada perdagangan Kamis (18/11) pagi. Sementara, aset-aset safe haven seperti obligasi pemerintah, emas dan yen bersinar ketika tanda kegelisahan merayap di atas prospek suku bunga dan pertumbuhan, terutama di luar Amerika Serikat (AS).

Yen, aset safe haven yang juga akhir-akhir ini sensitif terhadap harga minyak, mengalami lonjakan satu hari tertinggi terhadap dolar dalam tiga bulan pada Rabu (17/11). Sementara, harga emas naik hampir 1,0 persen dan obligasi pemerintah menguat sepanjang kurva.

Baca Juga

Emas naik 0,1 persen lebih lanjut menjadi diperdagangkan di 1.869 dolar AS per ounce di Asia pada Kamis. Yen naik tipis menjadi 113,94 per dolar AS.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan stabil di Tokyo di 1,5889 persen setelah jatuh sekitar 5,5 basis poin semalam.

Dolar AS turun 0,1 persen, menarik diri dari level tertinggi 16 bulan pada Rabu. Dolar AS yang lebih lemah mengurangi harga emas bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. 

Presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans pada Rabu menegaskan kembali bahwa diperlukan waktu hingga pertengahan tahun depan untuk menyelesaikan penghentian program pembelian obligasi Fed. Bahkan, ketika bank sentral memeriksa untuk melihat apakah inflasi yang tinggi surut seperti yang dia perkirakan.

Inflasi Inggris telah mencapai level tertinggi 10 tahun karena tagihan energi rumah tangga meroket, memperkuat ekspektasi bank sentral Inggris akan menaikkan suku bunga pada Desember. Bank Sentral Eropa (ECB) harus siap mengendalikan inflasi di zona euro jika terbukti lebih tahan lama dari perkiraan, kata anggota dewan ECB Isabel Schnabel.

Kenaikan suku bunga akan mengurangi daya tarik emas karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan potensi kerugian memegang logam mulia tanpa bunga.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement