Muhammadiyah Helat Resepsi Milad 109 Tahun
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Hiburan kesenian saat Resepsi Milad ke-109 Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (18/11). Pada Milad Muhammadiyah kali ini mengangkat tema Muhammadiyah optimis hadapi pandemi dan komitmen menebar nilai utama. Resepsi ini juga dihadiri Presiden Joko Widodo secara daring. Peserta yang hadir juga sangat terbatas dan menggunakan protokol kesehatan Covid-19 ketat. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Muhammadiyah genap berusia 109 tahun sejak didirikan Kiai Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. Resepsi Milad 109 Muhammadiyah mengangkat tema Optimis Hadapi Pandemi Covid-19: Menebar Nilai Utama digelar secara luring dan daring.
Resepsi milad dibuka penampilan lagu-lagu daerah yang dibawakan Nadila Amalia Hadi dari Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Lalu, tarian zapin melayu yang dipersembahkan UKM Tari Sentaka Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Kemudian, penampilan seni berbalas pantun Surya Suara Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Unsu). Setelah itu, agenda dilanjut menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya yang diiringi Sang Suraya Philharmonic Orchestra UMY.
Resepsi turut menganugerahkan Penghargaan Muhammadiyah 2021 dalam tiga kategori. Dari bidang kesehatan diberikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah Rujukan Perawatan Covid seluruh Indonesia yang diwakili RS Muhammadiyah Sekapuk, Gresik.
Serta, tim pemulasaran jenazah covid seluruh Indonesia diwakili Tim Relawan PCM Sewon Utara, Bantul. Dari bidang sosial ekonomi diberikan ke Pimpinan Daerah Aisyiyah Kediri, Rumah Mocaf PCM Banjarnegara dan Lazismu PP Muhammadiyah.
Sedangkan, dari bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Penghargaan Muhammadiyah 2021 diberikan kepada empat tokoh-tokoh Muhammadiyah. Prof Agus Setyo Muntohar, Tole Sutikno, Prof Muhammad Nurdin, Dr Susanti dan Prof Ahmad Najib Burhani.
Dalam pidato miladnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir berharap, Muhammadiyah bergerak semakin dinamis membangkitkan semua elemen. Sehingga, mampu melakukan langkah-langkah perubahan yang mendorong usaha-usaha strategis.
Lalu, melahirkan pusat-pusat keunggulan dan perluasan jelajah perjuangan menuju Muhammadiyah berkemajuan berbagai bidang dan ranah kehidupan. Menjadikan momentum terbaik ini sebagai pintu mengembangkan dakwah, tajdid dan ijtihad kolektif.
Ia menekankan, itu sangat penting guna mendorong semangat perubahan, pencerahan dan kemajuan membangun Muhammadiyah unggul berkemajuan di ranah lokal, nasional dan global. Terlebih, Muhammadiyah dalam kurun terakhir begitu bergelora.
"Mengusung tema Islam Berkemajuan dan Indonesia Berkemajuan, maka modal utamanya harus lahir dari rahim Muhammadiyah yang berkemajuan, Muhammadiyah yang unggul di segala bidang kehidupan," kata Haedar di Sportorium UMY, Kamis (18/11).
Haedar turut mengajak merenungkan pesan akhir Kiai Ahmad Dahlan. Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah, karena itu aku senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir menghadap Ilahi rabbi.
Kemudian, aku juga berdoa berkat dan keridaan serta limpahan rahmat karunia Ilahi agar Muhammadiyah tetap maju. Sehingga, Muhammadiyah bisa memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia sepanjang sejarah dari zaman ke zaman.
"Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya," ujar Haedar.
Setelah itu, Haedar turut melakukan penandatanganan empat prasasti. Mulai dari prasasti Universiti Muhammadiyah Malaysia, Universitas Siber Muhammadiyah, Muhammadiyah Australia College dan Dasron Hamid Research and Innovation Center UMY.
Memberi sambutan secara daring, Presiden Joko Widodo mengapresiasi, kontribusi dan konsistensi Muhammadiyah dalam penanganan pandemi covid di Tanah Air. Sejak awal pandemi, Muhammadiyah bergerak cepat, mengerahkan semua potensi amal usaha.
"Secara terorganisasi dan melakukan kerja-kerja kemanusiaan dengan tulus serta ikhlas. Muhammadiyah menunjukkan kesalehan sosial, mengoptimalkan pemanfaatan lebih dari 117 rumah sakit serta 63 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah," kata Jokowi.
Membantu masyarakat yang terpapar covid, mendampingi, menguatkan dan mencerahkan umat lakukan ikhtiar medis dan mendisiplinkan prokes. Kini laju penyebaran covid di Tanah Air ditekan berkat kerja sama dan kerja keras seluruh komponen bangsa.
Capaian itu turut mendapat apresiasi dari warga dunia. Selain itu, masyarakat dan usaha-usaha produktif perlahan-lahan kembali beraktivitas. Meski begitu, Jokowi mengingatkan untuk tetap waspada agar kasus positif tidak naik kembali.
Bahkan, Indonesia dipercaya memegang Presidensi G20 2022, jadi negara berkembang pertama mendapatkan kepercayaan dan kehormatan tersebut. Karenanya, ia mengajak Muhammadiyah mengoptimalkan kepercayaan Presidensi G20 ini untuk berkontribusi.
Bagi kemakmuran dunia yang lebih merata, lebih adil dan lebih inklusif, serta bagi dunia yang lebih tangguh terhadap krisis dan perubahan iklim. Selain itu, harus terus-menerus berkontribusi bagi dunia yang lebih damai dan yang lebih toleran.
Selain itu, sebagai negara Muslim terbesar di dunia dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, Indonesia dinilai bisa menjadi rujukan bagi dunia. Terutama, untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan lebih toleran.
Islam berkemajuan dan wasathiyah yang diperjuangkan Muhammadiyah bukan hanya penting bagi Indonesia, tapi relevan bagi dunia. Sejarah mencatat Muhammadiyah tiada henti menebarkan nilai-nilai utama dalam memperkokoh Muslim berkemajuan.
"Sebagai kunci meraih martabat insan kamil. Nilai utama Islam berkemajuan dan Islam wasathiyah menjadi fondasi moderasi beragama dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar yang aman dan demokratis," ujar Jokowi.
Setelah itu, ditampilkan Derap Berkemajuan yang merupakan lagu tema Muktamar 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah serta Nirmala dari UKM Sentaka Mudya dan UKM Sunshine Voice. Dilanjutkan Dahlan Muda Voice and Dance Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Mereka membawakan lagu Yogyakarta dari Kla Project, mengenakan pakaian adat dari daerah. Dilanjut lagu Muhasabah Cinta yang dibawakan menawan penyanyi Endang Sundayani dari atas kursi rodanya, dampingan Majelis Pemberdayaan Masyarakat.
Resepsi milad ditutup penampilan UKM Musik UMY yang membawakan lagu Ketika Cinta Bertasbih. Serta, didampingi Rektor UMY, Dr Gunawan Budiyanto, tinjauan langsung dan pengguntingan pita di Dasron Hamid Research and Innovation Center UMY.