Kamis 18 Nov 2021 14:16 WIB

Erick Thohir: Penanganan Pandemi Diputuskan Transparan

Kebijakan mempertimbangkan situasi Covid-19 dan masukan dari masyarakat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick mengatakan, kebijakan penanganan pandemi dilakukan pemerintan secara transparan.
Foto: Tangkapan Layar
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick mengatakan, kebijakan penanganan pandemi dilakukan pemerintan secara transparan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai fitnah bisnis polymerase chain reaction (PCR) terhadap dirinya sangat tidak berdasar. Erick mengatakan, kebijakan tentang PCR, termasuk penentuan harga alat tes Covid-19 tersebut bukan menjadi kewenangan Kementerian BUMN.

"Ada audit BPKP, ini juga ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sesuai dengan tupoksi. Dalam mengambil kebijakan terkait penanganan covid-19 ini bukan ditentukan oleh Kementerian BUMN atau pun kementerian tersendiri-sendiri," ujar Erick saat Webinar Majelis Guru Besar Universitas Islam Indonesia pada Kamis (18/11).

Baca Juga

Kata Erick, pemerintah terus menggelar rapat secara intensif saat pandemi dengan selalu mempertimbangkan situasi Covid-19 saat itu dan masukan dari masyarakat. Erick menyampaikan, kebijakan tes Covid-19 bagi pengguna transportasi pun merupakan keputusan rapat terbatas yang dihadiri presiden, wakil presiden, menteri kesehatan, dan koordinator PPKM Jawa-Bali, dan para menteri terkait. 

"Kebijakan itu secara transparan dan saya tidak mungkin mengatur jalannya rapat terbatas agar mendapat kebijakan yang menguntungkan pribadi saya," ucap Erick.

Pada awal pandemi, lanjut Erick, Kementerian BUMN telah mendistribusikan 18 unit PCR ke beberapa rumah sakit BUMN dan rumah sakit pemerintah. Hal ini tak lepas dari begitu mahalnya harga tes PCR pada awal pandemi yang menyentuh harga Rp 2 juta lebih.

"Alhamdulillah hari ini Rp 300 ribu yang kalau dibandingkan banyak negara kita masuk kategori yang termurah dan ini sesuai audit BPKP," ungkap Erick.

Erick menilai prinsip gotong-royong menjadi salah satu kunci utama Indonesia berhasil melakukan penanganan pandemi, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Kata Erick, pemerintah juga telah memberikan berbagai bantuan sosial kepada masyarakat sebagai insentif untuk menjaga perekonomian di sektor UMKM agar bisa bertahan. Erick mengajak masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, meski pandemi covid terus melandai.

"Memang saat ini kita harus terkendalikan seperti liburan natal dan tahun baru ini pun masih dipantau, jangan lengah, gelombang ketiga kita tidak tahu. Insya Allah niat baik pemerintah Indonesia akan terus kita jaga dalam menghadapi pandemi. Dengan segala kerendahan hati, kami berusaha yang terbaik, tapi tidak sempurna karena sempurna adalah milik Allah SWT," kata Erick.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement