PMI Jatim Diminta Turut Antisipasi Covid-19 saat Nataru
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak (tengah). | Foto: Republika/Wilda Fizriyani
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meminta Palang Merah Indonesia (PMI) terlibat dalam upaya-upaya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 menjelang akhir 2021. Di mana banyak pakar memprediksi sekaligus khawatir akan kembali terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di akhir tahun seperti yang terjadi di tahun sebelumnya.
"Bahwa akan sangat baik manakala PMI yang menjadi elemen yang sangat penting juga untuk penanganan Covid-19 ikut menentukan indeks-indeks kesiagaannya dalam merespons potensi lonjakan kasus," Kata Emil usai menghadiri Musyawarah Kerja PMI Jatim di Gedung Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial, Tenggilis Mejoyo Surabaya.
Pria yang juga menjabat ketua Dewan Kehormatan PMI Jatim itu menuturkan, salah satu upaya kesiapsiagaan yang bisa dilakukan PMI Jatim adalah dengan terus memfasilitasi donor plasma konvalesen dan donor darah biasa. Tentunya dengan menyiapkan sarana dan prasarananya.
Sehingga diharapkan dapat memperlancar proses donor plasma konvalesen ataupun donor darah, yang stoknya biasa menipis saat terjadi lonjakan kasus Covid-19. "Apakah itu berkaitan dengan fasilitasi plasma konvalesen maupun donor darah yang tetap harus berjalan lancar dalam situasi apapun untuk menyelamatkan nyawa masyarakat kita dalam situasi-situasi medis lainnya," ujarnya.
Diungkapkan, sebelumya pernah terjadi kendala-kendala teknis yang sedikit menghambat penyediaan plasma konvalesen, saat kasus Covid-19 melonjak tajam di Jawa Timur. Di antaranya ketersediaan kantong plasma konvalesen untuk jenis tertentu, dan juga kaitan dengan skema-skema penetapan penggantian biaya.
Ia berharap kendala tersebut dapat diantisipasi sehingga tidak akan terulang kembali ketika sedang benar-benar dibutuhkan. "Kaitan dengan kebutuhan mesin untuk mengecek kandungan kalau tidak salah kan NAT di dalam calon pendonor yang mungkin ini hanya satu mesin kalau tidak salah yang tersedia, sehingga kalau ada tambahan ini akan bisa mempercepat proses penentuan verifikasi calon pendonor plasma. Kita ingin pastikan juga tidak ada kendala ke depannya," kata dia.