REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath, Rr Laeny Sulistyawati, Antara
Menjelang satu tahun vaksinasi Covid-19 pertama kali diberikan di Indonesia, wacana pemberian vaksin dosis ketiga atau booster mengemuka. Tahun depan masyarakat Indonesia direncanakan pemerintah menerima booster vaksin Covid-19.
Saat ini vaksin Covid-19 dosis ketiga sudah diberikan ke 1.197.579 jiwa. Di Indonesia secara resmi di mata hukum baru tenaga kesehatan yang berhak dan boleh menerima booster.
Ketua Satuan Tugas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban mengatakan, vaksinasi dosis ketiga penting dilakukan bagi masyarakat luas. Vaksin booster bisa dilakukan dengan vaksin yang tersedia.
Booster bisa dengan vaksin yang sama di dua dosis sebelumnya atau vaksin yang berbeda. Vaksin booster bisa dilakukan enam bulan setelah vaksin dosis kedua.
"Negara-negara yang masyarakat sudah banyak disuntik vaksin dua dosis kini mengalami peningkatan kasus Covid-19, karenanya penting vaksin booster," ujar Prof Zubairi dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN dengan tema Vaksin Booster untuk Indonesia Lebih Sehat, Kamis (18/11).
Dia mengatakan, saat ini yang menjadi prioritas vaksin booster adalah tenaga kesehatan, pelayan publik, orang yang memiliki komorbid, dan juga kelompok lanjut usia. Prof Zubairi memastikan, vaksin booster aman selayaknya vaksin dosis pertama dan kedua. "Vaksin booster aman buat usia lanjut seperti saya yang sudah hampir 75 tahun, dan memiliki komorbid, saya diabet, darah tinggi dan pernah operasi jantung," katanya.
Vaksinolog Dr dr Sukamto Koesno menambahkan, ada masa ketika kekebalan yang dirangsang oleh vaksin pada waktu tertentu akan turun. Karenanya perlu diberikan booster dengan harapan antibodi yang telah menurun bisa meningkat kembali. "Pada prinsipnya vaksin yang akan digunakan sebagai booster, sama atau berbeda, yang bisa untuk meningkatkan antibodi," tuturnya.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin Bio Farma mengaku masih menunggu ketetapan pemerintah mengenai rencana booster, termasuk terkait tarifnya. Meski belum final, Bio Farma memberikan referensi harga booster vaksin Covid-19 yaitu sekitar Rp 188 ribu dan jasa layanan Rp 117 ribu.
Kepala Bagian Operasional Pelayanan PT Bio Farma Erwin Setiawan menjelaskan, harga ini belum final dan pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah. "Kami juga menunggu nanti dari aspek regulasi nanti jenis vaksin apa yang akan digunakan. Tentunya untuk harga ini ditetapkan oleh pemerintah dengan pendampingan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), jadi kami juga menunggu jenis vaksin yang digunakan," katanya.
Sehingga, Bio Farma tidak mau berbicara lebih jauh mengenai masalah ini karena pembahasan tentang program vaksinasi booster berbayar ini masih dimatangkan oleh pemerintah. Kendati demikian, dia melanjutkan, jika mengacu pada harga yang selama ini ditanggung perusahaan dalam program vaksinasi gotong royong maka tarif vaksin Covid-19 dengan skema gotong royong yang dilakukan beberapa waktu lalu mencapai ratusan ribu rupiah.
"Sebagai referensi saja kemarin ini kan vaksin yang berbayar yang digunakan untuk vaksinasi gotong royong itu kurang lebih harganya sekitar Rp 188 ribu dan jasa pelayanannya sekitar Rp 117 ribu," ujarnya.
Berdasarkan data vaksinasi Covid-19 hingga Rabu (17/10), 132.006.377 masyarakat Indonesia telah disuntik dosis pertama dan 86.279.716 untuk dosis kedua. Saat ini stok vaksin Covid-19 yang sudah diterima Indonesia sebanyak 283 juta dosis. Bio Farma sudah mendistribusikan sebanyak 251 juta ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota seluruh Indonesia.