REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Ibu Nyai Nusantara (Ainun) mengadakan diskusi mengenai relasi hak anak dan orang tua. Kegiatan tersebut digelar melalui media Zoom, pekan lalu.
Ibu Nyai Dalliya, pengasuh Pesantren Fasihuddin Depok sekaligus ketua Ainun menegaskan bahwa diskusi ini diharapkan dapat diagendakan setiap dua minggu sekali setiap malam Ahad. “Hasil diskusi ini pun diharapkan menjadi buku. Dan pada diskusi perdana ini, diskusi dilaksanakan dengan tema hak anak,” kata Ibu Nyai Dalliya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/11).
Ibu Nyai Ummi Atika, pengasuh Pesantren Assa’diyah Kediri sebagai penanggung jawab diskusi, mengemukakan bahwa hak anak itu sebenarnya bukan hanya direncanakan sesudah terjadinya kelahiran, akan tetapi harus direncanakan dan dipertimbangkan sebelum kelahiran, bahkan sebelum terjadi pernikahan.
“Menikah itu harus direncanakan dengan memilih pasangan yang baik, dan itu merupakan salah satu langkah untuk memenuhi haknya anak untuk memiliki orang tua yang baik,” ujar Ibu Nyai Atika.
Ibu Nyai Dalliya pun menegaskan, bahwa “Jodoh itu, merupakan cermin diri. Apabila ingin jodoh yang baik, maka perbaiki diri dulu.”
Dengan menukil perkataan Khalifah Umar bin Khattab, Ibu Nyai Dalliya menegaskan bahwa menikah itu, salah satunya bertujuan untuk mendapatkan anak, setelah itu pemenuhan biologis. Demikian pula Imam Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumuddin, bahwa tujuan menikah adalah untuk mendapatkan anak.
Ainun merupakan aliansi Ibu Nyai Nusantara, yang didirikan dan dilahirkan oleh sekumpulan ibu nyai-ibu nyai dari kalangan pondok pesantren tradisional NU. Ainun yang mempunyai visi bersama memberikan kontribusi pengetahuan keagamaan yang moderat atas nama dirinya sendiri sebagai agen perubahan sosial keagamaan yang berbasis khazanah klasik Islam, kearifan lokal, dan tradisi luhur.
Ainun lahir pada Januari 2021. Pengurusnya sebagai berikut: Ketua Ibu Nyai Dalliya Hadirotal Qudsiyah (pengasuh Pesantren Fasihuddin Pasir Putih Depok), Sekretaris Ibu Nyai Ummi Atika (pengasuh Pesantren Assa’idiyah Ngasinan Kediri), dan Bendahara Ibu Nyai Hj Mela Minhatul Maula (pengasuh Pesantren Mambaul Ulum Grobogan). Ainun juga mempunyai keanggotaan dan jaringan ibu nyai-ibu nyai pondok pesantren tradisional se-Indonesia.
Acara dikusi ini juga dihadiri oleh KH Asnawi Ridwan sebagai sekretaris LBM PBNU, KH Mukti Ali Qusyairi sebagai ketua LBM PWNU DKI Jakarta dan Ajengan Saepullah sebagai bendahara LBM PWNU DKI Jakarta.