Jumat 19 Nov 2021 14:17 WIB

Mahasiswa UMM Berdayakan Penghuni Panti

Pengabdian yang dilakukan tidak akan berakhir sia-sia.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) gelombang 2 dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan pengabdian di Rumah Asuh Anak dan Lansia (RAAL) Griya Asih, Lawang, Kabupaten Malang.
Foto: dok. Humas UMM
Tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) gelombang 2 dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan pengabdian di Rumah Asuh Anak dan Lansia (RAAL) Griya Asih, Lawang, Kabupaten Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) gelombang 2 dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan pemberdayaan di Rumah Asuh Anak dan Lansia (RAAL) Griya Asih, Lawang, Kabupaten Malang, sejak awal Oktober. Kegiatan pengabdian tersebut telah ditutup pada Selasa (16/11) lalu.

Pada kegiatan pengabdian itu, para mahasiswa tidak hanya menemani dan merawat para oma. Mereka juga mengajak anak-anak panti untuk belajar serta bermain. Memberikan wawasan baru melalui beragam aktivitas baru dan inovatif seperti membuat bunga dari sedotan, merangkai gelang, bahkan juga melukis vas.

Kemudian juga membangun kolam lele yang bisa dijadikan lahan produktif serta membuat taman bunga. Wakil Rektor I UMM, Prof Syamsul Arifin menjelaskan, aktivitas ini sangat berkesan terutama karena ada proses dialog antarkeyakinan. Hal itu menjadi topik yang menarik dan ia tekuni.

Seperti diketahui, kata Syamsul, masyarakat Indonesia hidup di tengah perbedaan yang tidak mungkin dihindari. Masing memiliki perbedaan kulit, budaya, agama, dan lainnya. "Namun kita dapat dipertemukan dengan perasaan sebagai manusia yang memiliki rasa kemanusiaan yang sama,” kata Syamsul.

Menurut dia, sangat penting mengedepankan rasa kemanusiaan apalagi mengingat bahwa setiap agama mengajarkan dan menjunjung kemanusiaan di dalam ajarannya. Sebab itu, masyarakat tidak perlu memandang agama untuk membantu dan mengasihi sesama.

“Kami atas nama pimpinan mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Griya Asih yang memberi tempat mahasiswa untuk belajar terkait nilai-nilai kemanusiaan,” ungkapnya.

Pada kesempatan sama, pengurus RAAL Griya Asih, Ellen Natalie Poluan mengungkapkan, rasa senang kepada para mahasiswa yang datang dan membantu. Sebelum ada mahasiswa, ada beberapa program yang belum terlaksana.

Namun semenjak mereka datang membantu, banyak program yang bisa dilakukan dengan baik, bahkan ada kegiatan-kegiatan baru yang membuat penghuni panti senang. Menurut Natalie, pengabdian yang dilakukan tidak akan berakhir sia-sia.

Segala yang ditabur oleh manusia akan menuai hasil yang setimpal. Ia juga meminta agar hubungan baik yang sudah dijalin dengan mahasiswa gelombang 2 tidak putus begitu saja.

Natali dan penghuni panti selalu membuka pintu jika suatu saat ada yang berkunjung. Orang tua di panti sudah seperti orang tua mahasiswa, begitupun dengan para mahasiswa.

"Terlebih lagi kebersamaan yang dibangun melalui kegiatan membuat pot, melukis vas, dan merangkai gelang tentu memberikan kesan yang tidak terlupakan,” kata dia menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement