Jumat 19 Nov 2021 14:51 WIB

Ketum PAN: Tuntutan Agar MUI Dibubarkan Berlebihan

Ketum PAN mengatakan MUI penting sekali untuk bangsa dan negara.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Zulkifli Hasan
Foto: istimewa/doc humas
Zulkifli Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, angkat bicara terkait penangkapan anggota komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ahmad Zain An-Najah, dan dua tokoh ulama lainnya oleh Densus 88 terkait dugaan keterlibatan kasus terorisme. Imbasnya, MUI dinilai kecolongan sehingga muncul desakan di dunia maya agar MUI dibubarkan.

"Saya kira tuntutan itu berlebihan. MUI ini penting sekali untuk bangsa dan negara. Kontribusinya banyak untuk menjaga umat dan nilai-nilai luhur agama bagi kehidupan kita bermasyarakat. Jika ada yang bermasalah di dalamnya, justru logiknya MUI harus kita jaga bersama." Kata Zulkifli dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Jumat (19/11).

Baca Juga

Zulkifli menegaskan, bahwa bangsa Indonesia menolak secara tegas terorisme. Ia mendukung perlawanan terhadap kelompok terorisme di Indonesia. "Kalau itu (terorisme) jelas kita lawan. Jangan sampai masyarakat dirugikan dan stabilitas keamanan negara kita terganggu. Definisi dan batasannya saja yang harus diperjelas, masyarakat perlu tahu. Perlu diedukasi." ungkapnya.

Zulkifli meminta kepolisian menjelaskan seterang-terangnya kepada masyarakat mengenai kasus ini. Kemudian Wakil Ketua MPR itu juga mengimbau masyarakat untuk tidak cemas. Kepolisian diminta jelaskan semaksimal mungkin siapa dan bagaimana jejaring terorisme tersebut.

"Bagaimana 3 ustaz ini terhubung. Jangan sampai tidak jelas dan membuat masyarakat takut. Nanti terima tamu saja takut, mau nyumbang takut, hadir acara takut," ucapnya.

Zulkifli juga berharap agar persoalan ini segera tuntas dan terjelaskan kepada masyarakat. Ia juga mendorong agat ormas Islam tidak terprovokasi, dan berhati-hati jangan sampai ada pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Pesan saya, jangan terprovokasi," ujarnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement