REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri mengatakan semua riset yang dilakukan di Tanah Air harus untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Sehingga, penilitian tak hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
"Penelitian itu tidak hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan saja, tapi research for nation (riset untuk kepentingan bangsa)," kata Megawati dalam Pembukaan Forum Komunikasi Riset dan Inovasi (FKRI) 2021 dalam jaringan di Jakarta, Jumat.
Ia menuturkan BRIN harus melangkah dengan cepat dan tidak mulai dari nol untuk menghasilkan produk riset, dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara."Maju bersama, bergerak bersama, totalitas untuk kemajuan bangsa," tutur Megawati.
Pada saat pandemi Covid-19, Megawati mulai khawatir jika Indonesia kekurangan beras ketika negara-negara lain penghasil beras menutup keran ekspornya.Oleh karenanya, ia menuturkan perlu menanam 10 jenis tanaman pangan lokal pendamping beras seperti jagung, ubi jalar, sukun, sagu dan sorgum.
Riset tanaman pangan juga diharapkan terus dilaksanakan untuk mendukung ketahanan pangan. Megawati mendorong tim riset lebih meneliti kegunaan dari tanaman-tanaman yang menjadi keanekaragaman hayati Indonesia untuk kepentingan bangsa.
Pada kesempatan itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan BRIN akan memperbaiki ekosistem riset dan inovasi di Tanah Air dan membuat rekomendasi kebijakan berbasis bukti ilmiah sebagai dasar bagi kementerian/lembaga (K/L) menelurkan berbagai kebijakan berbasis sains di sektornya masing-masing.
Handoko menuturkan pihaknya akan terus berkomitmen memberikan dukungan dalam pengembangan riset di Indonesia.BRIN juga tetap mendukung kebijakan berbasis sains di K/L dalam bentuk kerja sama riset, peminjaman sumber daya manusia (SDM) periset dan juga penugasan untuk berbagai situasi darurat yang mungkin terjadi.