REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dividen perusahaan-perusahaan global akan mencapai rekor tertinggi tahun ini, karena rebound dalam aktivitas bisnis dan kenaikan permintaan konsumen mendorong keuntungan untuk sebagian besar sektor yang dilanda pandemi tahun lalu. Menurut analisis Reuters dari data Refinitiv untuk 3.394 perusahaan global dengan kapitalisasi pasar setidaknya 1 miliar dolar AS, total pembayaran mereka kepada pemegang saham diperkirakan mencapai 1,37 triliun dolar AS pada 2021.
Dividen merosot tahun lalu dengan latar belakang pandemi Covid-19 dan karena kendala peraturan dan tekanan pemerintah untuk mempertimbangkan pembatasan pembayaran."Pertumbuhan yang kuat dalam pembayaran dividen oleh perusahaan-perusahaan global mencerminkan snapback tajam dalam perolehan laba pasca pelemahan yang didorong oleh pandemi. Pembayaran dividen menjadi normal di samping stabilitas ekonomi dan kepercayaan perusahaan," kata Geoffry Dailey, manajer portofolio senior di BNP Paribas Asset Management.
"Pasar modal dapat diakses dan neraca perusahaan yang sehat semakin memperkuat kemampuan perusahaan untuk meningkatkan dividen."
Data menunjukkan pembayaran perusahaan-perusahaan Eropa pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 252,4 miliar dolar AS, melonjak 25 persen dari tahun lalu. Dividen AS diperkirakan akan tumbuh menjadi 562,3 miliar dolar AS, meningkat 8,6 persen.
Perusahaan-perusahaan pertambangan memimpin pembayaran dividen, didorong oleh lonjakan harga komoditas tahun ini, menurut data. Sektor keuangan juga diperkirakan akan memberikan dividen yang lebih tinggi, karena bank-bank sentral global seperti Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa melonggarkan pembatasan dividen dan pembelian kembali yang mereka terapkan tahun lalu.
"Secara global 90 persen perusahaan-perusahaan menaikkan dividen mereka atau menahannya - angka yang sangat kuat," kata Janus Henderson dalam sebuah laporan bulan ini.
Manajer aset menghitung bahwa perusahaan-perusahaan global menghasilkan rekor 403,5 miliar dolar AS pada kuartal ketiga, yang naik 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut data, hasil dividen ke depan indeks MSCI Dunia mencapai 1,72, lebih rendah dari rata-rata 10 tahun 2,45.
"Pertanyaan yang selalu harus dipertimbangkan investor adalah apakah prospek ini diperhitungkan dengan benar ke dalam harga saham," kata Jonathan Spread, manajer portofolio senior, ekuitas global di Mondrian Investment Partners.
"Dengan hasil dividen AS saat ini jauh di bawah rata-rata historis (mereka), banyak yang sudah diperhitungkan," tambahnya.
"Kami percaya Jepang memiliki kombinasi terbaik dari pertumbuhan dividen masa depan dan hasil saat ini, didukung oleh kekuatan neraca perusahaan Jepang."
Di antara negara-negara besar, perusahaan Inggris menawarkan hasil dividen 12 bulan ke depan sebesar 3,4 persen, dibandingkan dengan perusahaan Jepang 2,2 persen dan perusahaan AS 1,3 persen.