REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah mulai diberlakukan oleh pemerintah sejak beberapa waktu lalu. Berbagai upaya dilakukan untuk memastikan rasa aman semua yang terlibat dalam proses tersebut di sekolah. Dalah satunya dengan melakukan coating cairan antivirus pada alat belajar-mengajar yang dilakukan oleh sekolah Kasih Karunia, Jakarta Barat.
"Di masa persiapan memulai kembali aktivitas belajar tatap muka, kami dari pihak sekolah merasa perlu untuk meningkatkan kebersihan dan kenyamanan seluruh pihak dalam proses belajar dan mengajar," ujar perwakilan pengelola sekolah Kasih Kurnia, Andri S, dalam keterangannya, Jumat (19/11).
Dia menjelaskan, pihaknya melakukan coating cairan antivirus Inviguard terhadap alat belajar mengajar yang digunakan di sekolah. Andri menyampaikan, pengerjaan coating dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para peserta didik dalam mengikuti belajar mengajar secara tatap muka.
Proses coating dilakukan di ruang-ruang kelas Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kasih Karunia. Proses coating dikerjakan oleh tim Inviguard menggunakan peralatan nano spray gun yang dapat menembakan cairan coating dalam ukuran nano sehingga dapat melapisi seluruh permukaan dengan sempurna.
Menurut Marketing Direktur Inviguard, Erico, inviguard merupakan cairan coating antivirus yang dapat melapisi permukaan selama tiga bulan non-stop. "Coating jnviguard akan membentuk jutaan jarum nano selama proses pelapisan yaitu tiga bulan 24 jam terus menerus. Jarum itu akan menghancurkan virus yang coba hinggap di permukaan," ujar dia.
Inviguard, kata dia, ingin terus membantu sekolah-sekolah yang sudah menyelenggarakan persekolahan tatap muka. "Ini merupakan bentuk kontribusi kami terhadap negara dalam perang melawan Covid 19. Kami terus memberikan dukungan bagi masyarakat Indonesia," kata Erico.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, (Kemendikbudristek) mengingatkan satuan-satuan pendidikan yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk terus menerapkan protokol kesehatan (prokes). Suksesnya PTM terbatas disebut membutuhkan dukungan semua lapisan masyarakat.
"Dalam pelaksanaan PTM terbatas harus berpedoman pada SKB Empat Menteri dan Irmendagri, sekolah wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ungkap Plt Kepala Biro BKHM Kemendikbudristek, Anang Ristanto, lewat pesan singkat, Rabu (20/10) lalu.
Anang menjelaskan, keberhasilan untuk menyukseskan PTM terbatas membutuhkan dukungan semua lapisan masyarakat, khususnya dalam penerapan prokes. Untuk itu, kata dia, kedisiplinan untuk mematuhi prokes harus terus diupayakan agar risiko penularan Covid-19 dan terbentuknya klaster baru dapat terhindar.
"Keberhasilan kita menyukseskan PTM Terbatas juga membutuhkan dukungan semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, kita harus mengupayakan kedisiplinan untuk mematuhi protokol kesehatan sehingga risiko tertularnya Covid-19 dan terbentuknya kluster baru dapat terhindarkan," ujar dia.