REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Media sosial Twitter menangguhkan akun milik Saif Al-Islam Qaddafi , 24 jam setelah dibuka, Kamis (18/11).
Penangguhan ini dilakukan menyusul pengumuman pencalonan Qaddafi dalam pemilihan presiden di Libya. Akun tersebut telah mencapai sekitar 27 ribu pengikut sebelum ditangguhkan.
Dilansir di Libya Observer, Sabtu (20/11), alasan penangguhan akun ini tidak jelas. Tetapi, Twitter biasanya menangguhkan akun yang melanggar kebijakannya, yang menurut para ahli, termasuk ujaran kebencian, berita palsu dan ekstremisme.
Akun Twitter Saif Al-Islam Qaddafi disebut telah meninggalkan satu cuitan, Rabu (17/11) sebelum ditangguhkan. Isi cuitan itu berupa seruan bagi warga Libya untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan 24 Desember nanti.
Dalam akunnya, dia mengatakan "saat kebenaran telah tiba" dan warga Libya harus mendapatkan kartu pemilih mereka untuk memutuskan masa depan mereka dan anak-anak mereka.
Qaddafi mengajukan diri untuk pencalonan pemilihan presidennya di pusat Komisi Pemilihan Nasional Tinggi Sabha, Ahad (14/11).
Hal ini menyebabkan komentar dan tindakan kontroversial besar-besaran, terutama di Libya barat. Kota-kota seperti Al-Zawiya, Misrata, Al-Khums dan Zliten menutup tempat pemungutan suara dan kantor Komisi Pemilihan Umum Tinggi.
Saif al-Islam Qaddafi mendaftar sebagai calon presiden untuk pemilihan pada Desember. Pria berusia 49 tahun ini muncul dalam video komisi pemilihan dengan jubah dan sorban cokelat tradisional. Dia terlihat berjanggut abu-abu dan berkacamata ketika menandatangani dokumen di pusat pemilihan di kota selatan Sebha.
Saif al-Islam Qaddafi telah terdaftar sebagai calon presiden untuk pemilihan pada 24 Desember mendatang. Hal ini dikonfirmasi oleh seorang pejabat dari komisi pemilihan Libya.
"Saif al-Islam Qaddafi mengajukan pencalonannya untuk pemilihan presiden ke kantor Komisi Pemilihan Nasional Tinggi di kota (selatan) Sebha," ujar sebuah pernyataan komisi pemilihan, dilansir Aljazirah, Senin (15/11).
Saif al-Islam Qaddafi adalah salah satu tokoh paling menonjol yang mencalonkan diri sebagai presiden. Dia akan bersaing dengan panglima perang Khalifa Haftar, Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah, dan Ketua Parlemen Aguila Saleh.
Sumber: libyaobserver